KABARINDO, SEOUL – Pihak militer Korea Selatan dan Jepang melaporkan bahwa Korea Utara telah menembakkan rudal balistik yang dicurigai ke area perairan timurnya pada hari Rabu (5/1).
Pendeteksian dilaporkan kepada umum oleh Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dan Kementerian Pertahanan Jepang secara terpisah, menurut laporan jurnalis kantor berita AP.
Ini adalah peluncuran pertama dalam waktu sekitar dua bulan dan menjadi sebuah petunjuk bahwa Pyongyang tidak tertarik untuk bergabung kembali dengan pembicaraan denuklirisasi.
Sebelumnya, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memang sudah bersumpah untuk lebih meningkatkan kemampuan militernya—tanpa mengungkapkan kebijakan baru apa pun terhadap Amerika Serikat atau Korea Selatan—pada konferensi partai yang berkuasa pekan lalu.
Baca juga: Tak Ada Bahasan Nuklir Dalam Pidato Tahun Baru Kim Jong...
Otoritas intelijen Korea Selatan dan AS masih berusaha menganalisis lebih banyak informasi tentang peluncuran tersebut.
Dalam konferensi video darurat, anggota tim keamanan nasional kepresidenan Korea Selatan menyatakan keprihatinan tentang peluncuran tersebut dan mengatakan pentingnya melanjutkan pembicaraan dengan Korea Utara untuk menyelesaikan ketegangan, menurut Gedung Biru kepresidenan.
"Kami sangat menyesalkan bahwa Korea Utara terus menembakkan rudal dari tahun lalu," kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kepada wartawan.
Kishida mengatakan rincian lain tentang peluncuran Korea Utara belum tersedia, termasuk di mana dugaan rudal itu mendarat dan apakah ada kerusakan. Dia telah memerintahkan para pejabat untuk mengkonfirmasi keselamatan kapal dan pesawat di daerah di mana kemungkinan rudal itu terbang dan jatuh.
(Foto: Fumio Kishida berbicara dengan wartawan, Rabu (5/1) di Tokyo -AP)
Lebih Intens dari Pendahulunya
Antara September dan November, Korea Utara melakukan serangkaian uji coba senjata. Para pengamat menganggap hal ini sebagai upaya untuk menerapkan lebih banyak tekanan pada saingannya, dengan tujuan agar mereka diakui sebagai negara bertenaga nuklir, dan berharap bisa memenangkan bantuan dari sanksi ekonomi dengan kekuatannya itu.
Senjata yang diuji termasuk rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam dan rudal hipersonik perkembangan. Sejak latihan penembakan artileri pada awal November, Korea Utara telah menghentikan kegiatan pengujian hingga peluncuran hari Rabu.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan dalam pidato Tahun Barunya pada hari Selasa (4/1) bahwa ia akan terus mencari cara untuk memulihkan hubungan dengan Korea Utara dan mempromosikan perdamaian di Semenanjung Korea sampai masa jabatan lima tahunnya berakhir pada Mei.
Moon Jae-in baru-baru ini mendorong deklarasi simbolis politik untuk mengakhiri Perang Korea 1950-53 sebagai cara untuk mengurangi permusuhan.
Selama 10 tahun pemerintahan Kim, Korea Utara telah melakukan 62 putaran uji coba rudal balistik, jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan sembilan putaran selama 46 tahun pemerintahan kakeknya yang juga pendiri negara itu, Kim Il Sung, dan 22 putaran selama 17 tahun pemerintahan ayahnya, Kim Jong Il, menurut data yang dicatat Korea Selatan dan AS.
Peluncuran empat dari enam uji coba nuklir Korea Utara dan tiga rudal balistik antarbenuanya terjadi di bawah pemerintahan Kim Jong Un. ***(Sumber dan Foto: AP)