KABARINDO, JAKARTA -- Food tray atau baki yang diimpor dari China untuk program Makanan Bergizi Gratis (MBG) diduga menggunakan minyak babi saat proses pencetakannya. Hal tersebut diungkapkan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) yang menemukan indikasi dalam Material Safety Data Sheet (MSDS) bahwa baki impor tersebut menggunakan minyak babi.
Menanggapi hal itu, Founder Halal Corner Indonesia, Aisha Maharani, meminta Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) bersama Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) turun tangan menelusuri informasi tersebut secara transparan.
“Jika terbukti (food tray untuk MBG terpapar minyak babi), maka impor harus dihentikan. Jika belum jelas, perlu ada penegasan bahwa produk tersebut aman dan halal,” kata Aisha kepada Republika, Selasa (26/8/2025).
Aisha menegaskan dukungannya terhadap suara para pelajar yang mengusulkan penggunaan food tray produk lokal yang jelas halal. Ia juga menilai Indonesia tidak seharusnya bergantung pada impor dari negara yang rawan isu kehalalan.
Sebelumnya, IPNU bersama Pelajar Islam Indonesia (PII), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan anggota Poros Pelajar lainnya mengusulkan kepada Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso untuk menggunakan produk lokal yang jelas kehalalannya. IPNU bahkan menduga food tray untuk MBG terpapar minyak babi saat pembuatannya di China.
Menurut Aisha, kekhawatiran para pelajar sangat beralasan. Produk yang bersentuhan langsung dengan makanan, apalagi dalam jumlah masif, memang harus dipastikan thayyib dan bebas dari najis berat (mughallazah) seperti babi.
“Saran untuk menggunakan produk baki lokal sangat tepat. Indonesia memiliki banyak produsen peralatan makanan berkualitas baik. Dengan dorongan pemerintah, bisa dipastikan memenuhi standar halal serta menumbuhkan ekonomi dalam negeri,” kata Aisha.
Ia menambahkan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) perlu lebih selektif dalam mengizinkan impor, terutama untuk produk yang menyentuh hajat hidup masyarakat luas. Apalagi jika ada indikasi bahan atau proses yang berpotensi tidak halal.
Republika telah meminta tanggapan kepada BPJPH terkait dugaan food tray untuk MBG terpapar minyak babi. Hingga berita ini diturunkan, belum ada jawaban resmi dari BPJPH.
Menteri Agama (Menag) RI, Prof Nasaruddin Umar menanggapi adanya laporan terkait dugaan penggunaan food tray (nampan makanan) impor dari China yang dipakai dalam program Makanan Bergizi (MBG) mengandung bahan tidak halal.
Menag menegaskan pihaknya akan segera melakukan perbaikan apabila memang ditemukan adanya bahan yang tidak sesuai dengan standar halal. “Ya kita akan temukan itu, masukan-masukan itu silahkan serahkan ke pengelolanya ya. Tapi secara formal kita mau terima jadi dan beres semuanya. Insyaallah kalau memang itu ada temuan itu segera kita akan perbaiki,” ujar Nasaruddin usai memantau pelaksanaan Program MBG di MTSN 6, Jakarta Timur, Selasa.
Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta ini menambahkan, Kementerian Agama (Kemenag) selama ini mengasumsikan semua produk yang digunakan dalam program MBG memenuhi standar yang baik, termasuk aspek kehalalannya. “Ya kita terima jadi bahwa asumsikan semuanya baik,” ucapnya.
Sebelumnya, Poros Pelajar yang dipimpin Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) menduga produk food tray impor dari China yang digunakan dalam program MBG tidak halal. Ketua Umum IPNU, Muhammad Agil Nuruz Zaman, menyatakan pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan kebenaran dugaan tersebut.
“Kalau halal produknya, bahan-bahannya pada proses pembuatan food tray itu perlu kita teliti lebih dalam lagi,” kata Agil.