Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Olahraga > Preaiden Jokowi Sebut Harga Pertalite tidak Naik

Preaiden Jokowi Sebut Harga Pertalite tidak Naik

Olahraga | Minggu, 12 Juni 2022 | 04:18 WIB
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Preaiden Jokowi Sebut Harga Pertalite tidak Naik

KABARINDO JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Indonesia masih mampu mengendalikan berbagai harga komoditas di Indonesia usai dilanda Covid-19 selama 2 tahun. Salah satunya adalah harga BBM jenis Pertalite yang hingga kini tak naik dan masih Rp7.650.

Hal ini disampaikan Jokowi kepada relawan pendukung yang tergabung dalam 'Relawan Tim 7' di E-Convention Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, pada Sabtu (11/6/2022).

"Tapi alhamdulliah di negara kita kita masih mampu mengendalikannya. Saya berikan contoh urusan harga BBM di negara kita harga BBM Pertalite masih Rp7.650 benar? Tidak naik betul?"ujar Jokowi.

Ia turut membandingkan harga rata-rata BBM dunia. Terjadi lonjakan harga yang tinggi akibat ketidakstabilan pasar global. Misalnya seperti di Amerika Serikat (AS) harga BBM berada di angka Rp19.400/liter dan BBM Singapura seharga Rp33 ribu/liter.

"Bayangkan kalau Pertalite jadi 33 ribu. Pasti demo semuanya benar enggak?. Oleh sebab itu dengan sekuat tenaga kita pertahankan harga ini," ucapnya.

"Tetapi ingat harga yang harus dibayar oleh APBN itu gede sekali," ujar dia.

Selain itu, Jokowi juga membahas harga beras di Indonesia yang hingga kini tak mengalami kenaikan dengan rata-rata harga Rp 10.700/liter Berbeda dengan harga beras di AS yang naik hingga Rp.52 ribu.

"Bayangkan kalau harga beras di sini menjadi Rp52 ribu demo setahun enggak rampung-rampung benar gak? Ini yang perlu saya sampaikan biar kita semuanya tahu. Oleh sebab itu, kita pertahankan harga beras supaya tidak naik harga BBM juga tidak naik," ujarnya

Meski begitu, Jokowi mengatakan adanya kestabilan harga kebutuhan pokok masyarakat Indonesia ialah karena subsidi dari pemerintah. Bahkan dirinya mengatakan tidak ada negara lain yang melakukan hal sama seperti Indonesia terutama subsidi di sektor energi.

"APBN menjadi berat karena subsidinya sekarang untuk BBM, Pertalite, Pertamax, solar elpiji, subsidinya menjadi Rp502 triliun. Gede sekali enggak ada negara yang seberani kita melakukan ini subsidi segede ini," tuturnya. Foto : Biro Pers Setpres


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER