KABARINDO, MANILA – Terhambatnya kedatangan upaya bantuan akibat jalan-jalan yang rusak, banjir, dan putusnya aliran listrik dan komunikasi menyebabkan penduduk di daerah-daerah terdampak Topan Rai mulai kesulitan mendapatkan makanan, air dan tempat berlindung pada Selasa (21/12).
"Pasokan makanan kami hampir habis. Mungkin dalam beberapa hari, kami akan benar-benar kehabisan [persediaan]," kata Wali Kota Tubajon Fely Pedrablanca di Pulau Dinagat, area menghadap ke Samudra Pasifik yang hancur karena Topan Rai (juga disebut sebagai Topan Odette oleh orang lokal) dan menyisakan hanya sembilan rumah dari 2000 lebih di kota itu.
Rai melanda Filipina Kamis (16/12) lalu. Topan terkuat yang melanda negara kepulauan itu tahun ini memengaruhi 1,8 juta penduduk, dan menggusur 630.000 dari mereka, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UN OCHA).
Hari Senin (20/12) polisi menyatakan bahwa sedikitnya 375 orang tewas, 56 hilang, serta lebih dari 500 orang terluka. Namun, Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional pada hari yang sama mengumumkan hanya 58 kematian yang dilaporkan terkait dengan topan tersebut.
Pusat-pusat Evakuasi Hancur
Di provinsi Leyte Selatan, pusat-pusat evakuasi juga hancur, kata Roger Mercado, penjabat kepala dinas pekerjaan umum, saat dia meminta tenda dan material konstruksi.
Kerusakan infrastruktur di Leyte Selatan, di mana penduduk juga sangat membutuhkan makanan dan air, bisa mencapai 3 miliar peso ($60,14 juta), kata Mercado kepada radio DZMM.
"Pemerintah telah menyiapkan makanan dan non-makanan tetapi itu tidak cukup karena banyak yang membutuhkan," Danilo Atienza, kepala bencana Leyte Selatan, mengatakan kepada Reuters.
Penjaga pantai telah mengerahkan kapal untuk membantu dalam pekerjaan bantuan dan dalam upaya mencapai daerah yang masih terputus, sementara Palang Merah Filipina (RRC) berencana untuk mengangkut orang ke tempat yang aman, termasuk turis asing yang terdampar di pulau liburan Siargao.
"Kami sedang melawan bencana yang luar biasa. Ini seperti mengalami badai Haiyan lagi," kata Ketua RRC Richard Gordon kepada Reuters, mengacu pada salah satu topan tropis paling kuat yang pernah tercatat, yang menewaskan 6.300 orang di Filipina pada 2013.
(Presiden Duterte mengunjungi kota Inabanga, Bohol, yang juga hancur karena Topan Rai)
Bantuan Nasional dan Internasional
Presiden Rodrigo Duterte pada hari Senin memerintahkan badan-badan negara untuk memulihkan listrik dan komunikasi saat ia menjanjikan 10 miliar peso (Rp.2,8 triliun) untuk upaya pemulihan.
Bantuan asing juga mulai berdatangan termasuk dari Jepang dan China, sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan sedang bekerja dengan mitra untuk membantu di bidang tempat tinggal, kesehatan, makanan, perlindungan, dan tanggapan penyelamatan jiwa lainnya. ***(Sumber dan Foto: Reuters & Inquirer.net)