KABARINDO, JAKARTA - Pasangan nomor urut 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menang telak di Australia. Sebagaimana dilansir situs resmi KPU, di Australia, pasangan Ganjar – Mahfud memperoleh 8.014 suara atau sebesar 47.15%. Posisi ini jauh melampaui posisi Prabowo – Gibran di posisi kedua dan Anies – Muhaimin yang menempati posisi ketiga.
Pasangan Ganjar – Mahfud sendiri bahkan menang hampir di setiap pusat lokasi pemilihan Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN) yaitu dengan persentase sebagai berikut, dari yang terbesar ke yang terkecil: Melbourne (2.394 pemilih, 49.80%), Sydney (3.629 pemilih, 46.63%), Perth (1.600 pemilih, 46.44%), Canberra (244 pemilih, 43.42%), dan Darwin (147 pemilih, 36.66%). Khusus untuk Melbourne, persentase ini hanya lebih rendah 0.6% dari hasil exit poll sebesar 50.4% yang dilaksanakan tanggal 10 Februari 2024 segera setelah pelaksanaan pemungutan suara di Melbourne.
Antonius (Anton) Tobing selaku Kepala Direktorat Media Sosial, Survei, Simpul dan Jejaring TPLN Ganjar Mahfud Australia menyampaikan, “Puji Tuhan atas hasil yang menggembirakan ini yang merupakan jawaban atas kerja keras dan doa seluruh komponen pendukung pasangan Ganjar-Mahfud. Bagi kami diaspora Indonesia yang berada di Australia, ini merupakan proses pembelajaran yang luar biasa dengan ketiadaan bantuan sosial, intimidasi aparat, maupun politik sandera.”
“Memang sudah seharusnya setiap warga negara Indonesia harus bertanggung jawab untuk memilih pemimpin untuk Indonesia yang terbaik menurut hati nurani dan akal sehat masing-masing – jauh dari kejanggalan-kejanggalan yang mengarah kepada praktik kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif termasuk melalui sistem informasi Sirekap yang berantakan,” ujar lulusan Analytics Management dari University of Melbourne yang berprofesi sebagai Software Test Analyst ini.
Hal senada disampaikan oleh Okty Harsono, selaku anggota PDI Perjuangan yang juga merupakan tim saksi TPS Luar Negeri dalam pilpres yang dilaksanakan lebih awal di Australia.
“Saya sudah ikut Pemilu di Australia beberapa kali. Pemilihan Umum tahun ini sudah berjalan cukup baik di Victoria khususnya di Melbourne. Hasilnya kita terus pantau,” ujar Okty.
Ni Made Marhaeni, anggota PDIP di Australia yang juga bertindak sebagai salah satu anggota Saksi PDI-P dan TPLN Australia menilai Pemilu tahun ini merupakan Pemilu yang paling tidak beretika sepanjang sejarah Indonesia berdiri.
“Terlebih lagi setelah tanggal pencoblosan awal terjadi berbagai tekanan terhadap-teman-teman yang melakukan exit poll di Melbourne dan mendadak jadi perhatian KPU pusat,” ujar Ni Made yang sudah 17 tahun tinggal di Australia.
Selanjutnya, ketiganya juga mengajak agar semua pihak, baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk tetap mengawasi penghitungan suara dan tetap memantau hasil rekapitulasi suara sampai selesai, serta segera melaporkan jika menemukan dugaan kecurangan.
"Hasil penghitungan di Indonesia kali ini penuh dengan anomali. Namun kami bangga, kita di Australia tetap berpegang teguh pada pemimpin yang bermoral dan beretika, hasil di sini adalah murni suara hati diaspora Indonesia di Australia,” kata Anton.
Adapun kemenangan Ganjar - Mahfud juga disambut gembira di benua lainnya. “Rekan-tekan dari jaringan kami Eropa for Ganjar – Mahfud, USA for Ganjar – Mahfud, dan Canada for Ganjar - Mahfud juga telah mengkonfirmasi kemenangan Mas Ganjar di Prof. Mahfud di beberapa negara di Eropa (Austria (45.52%), Belanda (47.02%), Belgia (44.79%), Norwegia (41.97%), Perancis (45.23%), Spanyol (44.50%), dan Swedia (45.17%)), USA (50.95%), serta Canada (47.27%),” tutup Anton.