Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Jatim Berpotensi Jadi Pusat Industrialisasi Baru bagi Kegiatan Manufaktur

Jatim Berpotensi Jadi Pusat Industrialisasi Baru bagi Kegiatan Manufaktur

Ekonomi & Bisnis | Selasa, 14 Februari 2023 | 20:05 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Jatim Berpotensi Jadi Pusat Industrialisasi Baru bagi Kegiatan Manufaktur

Jatim Berpotensi Jadi Pusat Industrialisasi Baru bagi Kegiatan Manufaktur

Surabaya, Kabarindo- Jatim berpotensi menjadi pusat industrialisasi baru bagi kegiatan manufaktur. Hal ini disampaikan Principal & Chief Economist The Indonesia Economic Intelligent, Sunarsip Ak. M.E., dalam kegiatan yang bertajuk Jatim Talk pada Selasa (14/2/2023).

Ia mendorong Jatim untuk memperkuat ketahanan ekonomi melalui penguatan nilai tambah sektor manufaktur.

“Jatim memiliki potensi menjadi pusat industrialisasi baru bagi kegiatan manufaktur, mengingat provinsi ini memiliki sejumlah lokasi strategis, infrastruktur yang mumpuni, SDM yang andal serta kecukupan bahan baku, ujar Sunarsip.

Jatim Talk digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur berkolaborasi dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Kegiatan ini mengambil tema “Akselerasi Kinerja Ekonomi Jawa Timur di Tengah Peningkatan Ketidakpastian Ekonomi Global” yang diadakan dalam rangka mendorong optimalisasi potensi dan memperkuat resiliensi ekonomi Jatim.

Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian pembukaan The 10th East Java Economic (EJAVEC) Forum 2023 untuk meningkatkan pemahaman stakeholder daerah terkait perkembangan ekonomi Jatim serta menjadi forum diskusi dalam merumuskan rekomendasi untuk memperkuat resiliensi ekonomi Jatim.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto, menjelaskan The 10th East Java Economic (EJAVEC) Forum 2023 merupakan forum tahunan. EJAVEC hadir sejak 2014 sebagai forum pembahasan terkait perkembangan perekonomian Jatim untuk memperoleh masukan pemikiran terhadap perkembangan kondisi perekonomian Jatim beserta peluang, tantangan dan usulan solusi.

Pada tahun ini, EJAVEC hadir melalui 2 (dua) kegiatan besar, yaitu call for paper dengan tema “Mendorong Resiliensi Ekonomi Jawa Timur yang Inklusif dan Berkelanjutan di Tengah Peningkatan Ketidakpastian Global” serta sharia conference sebagai upaya pengembangan ekonomi syariah di Jatim.

Chief Economict Bank Central Asia, David Sumual, mengatakan Indonesia merupakan satu dari sedikit negara yang tetap tumbuh kuat di tengah perlambatan global. Optimisme ini tercermin pada lingkup daerah dengan perkiraan ekonomi Jatim pada 2023 tetap tumbuh positif, meskipun termoderasi dibandingkan tahun 2022.

Budi Hanoto menambahkan, tahun 2023 menjadi momentum yang harus dijaga untuk mendorong resiliensi dan akselerasi ekonomi Jatim.

BI Jatim menyatakan terdapat 4 strategi kunci yang diperlukan untuk menopang pemulihan ekonomi Jatim, yaitu penguatan peran Jatim sebagai lead export industri manufaktur dan sebagai lumbung pangan Nusantara, penguatan optimalisasi digitalisasi ekonomi Jatim serta peningkatan inklusivitas ekonomi Jatim melalui pengembangan UMKM, ekonomi syariah dan pariwisata.

Melengkapi strategi yang disampaikan, Guru Besar FEB UNAIR, Prof. Dyah Wulansari, menekankan perlunya peningkatan ekspor komoditi unggulan yang diiringi dengan perluasan wilayah negara tujuan ekspor.


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER