KABARINDO, LUMAJANG - Candi Kedungsari di Desa Kedungmoro, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, diduga menjadi persinggahan Raja Majapahit Hayam Wuruk.
"Candi ini raya, dalam arti sangat indah. Nilai sejarahnya sangat penting. Menurut naskah kuno, Candi Kedungsari diduga kuat persinggahan Hayam Wuruk, Raja Majapahit yang termasyur saat melakukan perjalanan muhibah," kata Hery Priswanto koordinator Tim Peneliti Balar Jogjakarta.
Relief yang tidak biasa meyakinkan peneliti jika candi ini dibangun dengan menganut pakem Silpa Sastra, buku induk untuk pembuatan candi di era Kerajaan Majapahit.
"Bangunan candi 6,5 x 6,5 meter ini dilengkapi dengan hiasan yang bagus sekali. Komponen bangunan dan reliefnya sangat indah. Kalau ini bangunan biasa saja, tidak mungkin reliefnya sebegitu indah," terang Hery.
Penelitian tahun 2016 menemukan ukiran gajah di Candi Kedungsari. Ini memiliki kemiripan dengan relief candi era kerajaan Majapahit lainnya. Selain itu, hasil artefak yang ditemukan berasal dari struktur Bata mempunyai hiasan halus dan bagus.
Kini relief sudah disimpan di museum sejarah Lumajang. Tak hanya Candi Kedungsari, Desa Kedungmoro juga menjadi lokasi dari Candi Kedungmoro. Namun candi tersebut sudah rusak karena pengaruh letusan dari Gunung Semeru.
Candi Kedungsari sendiri ditemukan secara tidak sengaja oleh pembuat batu-bata yang hendak menggali bahan baku tanah. Kini situs candi itu menjadi objek penelitian. Candi Kedungsari rencananya akan dimanfaatkan untuk multi disiplin ilmu, tranfer ilmu pendidikan, cagar budaya dan wisata budaya. (dok Freepik)