KABARINDO, JAKARTA - V2 Indonesia, anak perusahaan PT M Cash Integrasi Tbk (IDX: MCAS), yang berfokus pada solusi audio visual dan keunggulan teknologi masa depan (IoT, AI, VR, XR, AR, Metaverse & Robotics), dengan bangga membawa Proto, perangkat hologram asli yang dipatenkan, ke Indonesia untuk pertama kalinya. Proto menciptakan pengalaman video volumetrik yang realistis dalam resolusi 4K, yang digunakan dalam bisnis, pendidikan, hiburan, kesehatan, ritel, dan telekomunikasi.
Proto telah menjadi berita utama global bagi para eksekutif, atlet, penghibur, pendidik, dan seniman di seluruh dunia untuk menjalin hubungan yang lebih dalam, sambil menghemat waktu dan uang, serta mengurangi kerusakan karbon. Proto adalah perangkat hologram portabel pertama, plug & play, berukuran manusia.
“Teknologi hologram dari film-film Fiksi Ilmiah membayangkan gambar-gambar yang glitchy, seperti hantu, tetapi Proto telah menyinari orang-orang di seluruh dunia dalam warna penuh, resolusi penuh, dan kehadiran yang nyata,” kata Rudi Hidayat, Pendiri, dan CEO V2 Indonesia. “Kami bangga memperkenalkan teknologi hologram Proto ke Indonesia untuk pertama kalinya dan memberikan manfaat bagi bisnis dan konsumen. Karena perangkat Proto mandiri dan portabel, mereka dapat digunakan dengan berbagai cara, membawa nilai yang luar biasa. Beberapa perangkat Proto dan terhubung ke jaringan bersama sehingga seorang entertainer dapat menjangkau 100 kota di seluruh dunia secara bersamaan dengan kemampuan untuk mendengar, melihat, dan berinteraksi dengan audiens global mereka. Dan Proto terus bergerak menuju masa depan dengan kemampuan AI dan AR.”
Pengguna platform Proto yang dipatenkan dapat memancarkan ke perangkat Proto dari mana saja dengan koneksi WiFi, baik menggunakan peralatan kamera pro atau ponsel pintar sederhana.
“Anda merasakan kehadiran orang tersebut, melihat bahasa tubuh mereka, melihat semua isyarat non-verbal mereka dan merasa seperti sedang berbicara dengan orang itu meskipun mereka tidak ada di sana,” tambah Hidayat. “Bayangkan, dengan teknologi hologram Proto, berinteraksi dengan musisi atau aktor favorit Anda, atau bahkan politisi, di mana pun di dunia.”
David Nussbaum, Penemu dan CEO Proto Inc., mengatakan, “Proto sangat bangga dapat bermitra dengan pemimpin teknologi dan audio visual V2 Indonesia. Saya tidak sabar untuk melihat hal-hal luar biasa yang akan dilakukan oleh bisnis dan seniman dan pemimpin dari semua jenis di Indonesia dengan Proto. Dan kita semua akan jauh lebih terhubung dengan holoportasi.”
V2 Indonesia sendiri sebelumnya telah sukses berkolaborasi dengan Perum Film Negara untuk meluncurkan studio ImXR hasil kolaborasi dengan penyamaran. penyamaran adalah perusahaan dari Inggris (UK) di garis depan industri kreatif dan teknologi yang membangun pengalaman visual imersif dan internasional yang spektakuler. Tidak hanya itu, V2 Indonesia juga telah memperkenalkan teknologi extended reality (XR) tahap pertama di rumah ibadah Integrity Convention Center atau biasa dikenal dengan Rumah Ibadah Gereja Bethel Indonesia (GBI PRJ), pada NXC International Summit 2022, podcast dan ekosistem hiburan digital PT Dektos Digital Corbuzier (Corbuzier).
“Dengan diperkenalkannya teknologi hologram canggih Proto ke negara kita, V2 Indonesia kembali mengukuhkan eksistensinya sebagai perusahaan dengan kemampuan teknologi audio visual yang tinggi dan berhasil menjadi yang pertama menghadirkan perkembangan teknologi terkini dunia di tanah air. Kedepannya, kami berharap para pelaku industri kreatif di tanah air dapat memanfaatkan teknologi hologram dari Proto untuk dapat menghasilkan berbagai konten audio visual yang semakin canggih, berkualitas, dan berdaya saing,” pungkas Hidayat.
Jahja Suryandy, Managing Director PT M Cash Integrasi Tbk, menambahkan “MCAS Group sebagai perusahaan infrastruktur digital terus mendorong inovasi dalam berbagai segmen, tak terkecuali dalam segmen audio-visual yang didukung dengan teknologi termutakhir. Kami yakin dengan hadirnya inovasi baru teknologi hologram V2 Indonesia akan semakin menguatkan posisi strategis V2 Indonesia sebagai pioneer dalam industri audio-visual.”