Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Upaya agar Startup Tidak Tumbang dan Berkembang

Upaya agar Startup Tidak Tumbang dan Berkembang

Ekonomi & Bisnis | Rabu, 20 Juli 2022 | 19:36 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Upaya agar Startup Tidak Tumbang dan Berkembang

Upaya agar Startup Tidak Tumbang dan Berkembang

Kiat perusahaan rintisan dapat bertahan dalam tantangan apapun

Surabaya, Kabarindo- Membangun dan mengembangkan startup (perusahaan rintisan) digital menjadi impian banyak orang, terutama generasi milenial dan Gen-Z. Namun musim dingin atau masa perlambatan startup yang menghantui dalam beberapa bulan terakhir memunculkan banyak keprihatinan, terutama dikhawatirkan dapat berdampak terhadap kondisi keuangan para pelaku startup hingga berdampak terhadap kepercayaan konsumen.

Kondisi yang menantang ini dihadapi oleh banyak perusahaan rintisan, tidak hanya di Indonesia, namun juga di seluruh dunia. Startup yang terkena hantaman paling berat adalah startup digital. Walaupun dari segi pengembangannya tetap ada startup yang bertumbuh, nyatanya gelombang PHK dari banyak perusahaan startup dirasa cukup meresahkan.

Lantas bagaimana ekosistem wirausaha di Indonesia, Diplomat Success Challenge, melihat fenomena ini? Dan bagaimana strategi ke depan agar pelaku startup tidak gentar menghadapi tantangan?

Melambat bukan berarti sekarat

Menurut Edric Chandra, Program Initiator DSC 2022, situasi perlambatan ini dapat dialami siapa saja. “Tidak hanya perusahaan startup, perusahaan yang sudah mapan pun bisa mengalami perlambatan yang signifikan. Hal ini wajar saja, karena setiap bisnis pasti ada ups and downs-nya,” ujarnya pada Rabu (20/7/2022).

Menurut portal analisis data pasar dan konsumen Statista dalam laporannya tahun 2021, tantangan terbesar bagi startup terletak pada kemampuan mereka mengelola keuangan. Untuk itu, penting sekali bagi perusahaan baru lebih menaruh perhatian pada keberadaan cash flow dan laporan keuangan. Sistem finansial dan administrasi yang sehat harus dijalankan sejak awal perusahaan berdiri.

Masalah lainnya dari startup adalah terlalu fokus pada transaksi dan valuasi, bukan profit. Dana operasional perusahaan sering kali sepenuhnya bergantung pada pendanaan pihak luar melalui fundraising, private placement dan pinjaman. Padahal sebuah perusahaan tidak bisa terus-menerus mengandalkan pendanaan dari pihak luar, termasuk untuk eskalasi apalagi ekspansi bisnis. Pelaku startup juga harus memiliki strategi untuk mendapatkan modal segar dalam bentuk hibah.

Diferensiasi dan pengembangan inovasi jadi kunci

Poin penting yang menjadikan perusahaan startup dapat berkembang dengan pesat adalah inovasi. Terutama jika berbicara mengenai startup digital di mana perkembangan teknologi terus bergerak, sehingga produk atau jasa yang ditawarkan bisa menjadi tidak relevan jika perusahaan tidak melakukan inovasi.

Surjanto Yasaputera, Ketua Dewan Komisioner DSC, mengemukakan pendapatnya mengenai karakter seorang founder. “Saat memutuskan untuk merintis perusahaan, seorang founder harus terbiasa melakukan riset secara konsisten terkait industri yang mereka masuki. Bagaimana forecast mengenai perkembangan dan transformasi industri ke depan, sehingga mereka bisa lebih cerdas dalam menentukan tren yang bisa diadopsi ke dalam bisnis,” terangnya.

Founder’s mentality untuk siap hadapi persaingan

Mental seorang founder yang dibutuhkan saat ini lebih dari sekadar mental yang sanggup jatuh bangun. Seorang founder harus memiliki frontline obsession, yaitu siap menjadi garda terdepan, apapun posisinya, kapanpun dibutuhkan.


Selain itu, owner’s mindset juga sangat diperlukan. Dalam ekosistem Diplomat Success Challenge dikenal kriteria 3P yang harus dimiliki pengusaha yaitu Paham, Piawai, Persona. Seorang founder dituntut untuk tidak hanya paham akan industri dan bisnisnya, tapi juga piawai atau ulung dalam menjalankan operasional bisnis sehari-hari serta memiliki Persona atau kepribadian yang baik, akuntabel dan berintegritas.

Bisnis lestari kian dicari

Adanya fenomena Bubble Burst startup di seluruh dunia membuat banyak investor cenderung lebih berhati-hati dalam memilih startup yang akan mereka danai. Dibanding melakukan pendanaan kepada startup dengan bisnis yang trending, investor kini lebih tertarik pada bisnis yang lestari (sustainable), yaitu bisnis yang bisa menjadi solusi permasalahan masyarakat dari hulu ke hilir.

Ekosistem perusahaan rintisan akan semakin kuat dengan banyak munculnya inkubator, akselerator atau jaringan dan program wirausaha serupa DSC akan menjadikan jaringan startup semakin sehat dan akan lahir banyak bidang baru. Modal ventura atau investor juga akan semakin melirik bisnis yang mengarah ke pembangunan berkelanjutan, karena memang perusahaan ini yang dibutuhkan pasar saat ini.


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER