TPID Jatim Intensifkan Upaya Stabilisasi Harga Jelang Idul Fitri 2022
Surabaya, Kabarindo- Bank Indonesia Jatim bersama Pemprov Jatim yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jatim pada Rabu (19/4/2022) mengadakan High Level Meeting (HLM) dan Rapat Koordinasi Wilayah TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Jatim dengan tema Sinergi Antar Daerah dalam Mendukung Stabilitas Harga dan Ketersediaan Pasokan Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di gedung kantor BI Jatim yang dipimpin oleh Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak, dalam rangka mendukung upaya pengendalian inflasi Jatim khususnya menjelang Idul Fitri 2022.
Budi Hanoto, Kepala BI Jatim sekaligus Wakil Ketua TPID Jatim, mengatakan kondisi geopolitik global berdampak terhadap pemulihan ekonomi Jatim. Meski demikian, inflasi Jatim pada triwulan I/2022 masih terpantau stabil dalam kisaran target inflasi sebesar 3,04% (year on year).
TPID perlu mewaspadai dampak konflik Ukraina Rusia yang diperkirakan akan mulai dirasakan dalam anatomi inflasi Jatim. Kenaikan harga komoditas pangan dan energi global diduga akan menjadi sumber tekanan cost-push inflation Jatim melalui transmisi kenaikan harga BBM, gandum, kedelai hingga pupuk pertanian.
“Tekanan tersebut semakin meningkat seiring dengan pola inflasi musiman yang berasal dari peningkatan permintaan menjelang Idul Fitri. Karena itu, diperlukan langkah konkrit dalam meredakan tekanan inflasi tersebut,” ujar Budi.
Emil mengatakan, inflasi Jatim menunjukkan tren yang meningkat, namun masih terkendali dalam sasaran inflasi nasional 3+/- 1%. Ia mendorong anggota TPID khususnya OPD untuk memperkuat dan mengoptimalkan strategi pengendalian inflasi melalui sinergi dan inovasi pada pilar 4K TPID, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.
Rapat koordinasi menghasilkan 5 strategi utama pengendalian inflasi dalam menghadapi tekanan inflasi di masa depan:
*Pemantauan ketersediaan pasokan komoditas pangan strategis melalui perluasan distribusi produksi komoditas dengan Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk mengurangi disparitas harga komoditas antar kota/kabupaten di Jatim.
* Penguatan rantai nilai komoditas dari sektor hulu hingga hilir.
* Imbauan bagi korporasi untuk berbagi beban atas kenaikan bahan baku dengan menahan kenaikan harga jual yg dibebankan terhadap konsumen.
* Optimalisasi utilisasi teknologi digital untuk peningkatan produktivitas pertanian melalui digital farming maupun perluasan elektronifikasi pembayaran digital.
*Melaksanakan program pengendalian inflasi menjelang HBKN Ramadhan & Idul Fitri 1443 H seperti pasar murah, sidak produsen dan pabrikan, pemberian subsidi angkutan perintis daerah terluar, pembatasan angkutan barang lebaran dengan pengecualian angkutan barang pokok hingga memastikan kecukupan pasokan BBM.
Berbagai kesepakatan pengendalian inflasi tersebut diharapkan mampu mengendalikan laju inflasi Jatim menjelang Idul Fitri serta berdaya meredakan tekanan inflasi dari sisi eksternal (cost-push inflation).