KABARINDO, ZIMBABWE - Tim penyelamat di Zimbabwe terus melakukan pencarian korban selamat, tiga hari setelah tambang emas bekas di distrik Chegutu runtuh. Insiden ini menewaskan sedikitnya 10 penambang ilegal.
Pejabat provinsi Marian Chombo kepada media lokal, Minggu (1/10/2023), mengatakan sekitar 42 penambang tradisional diyakini bekerja di bawah tanah di Tambang Bay Horse di Chegutu ketika tambang itu ambruk pada Jumat (29/9/2023).
Menurut laporan lokal, dua puluh satu dari mereka telah diselamatkan. Sedangkan 10 lainnya diyakini terjebak di reruntuhan.
Sepuluh kematian telah dikonfirmasi sejauh ini. Media pemerintah melaporkan beberapa korban tewas ditemukan terjepit di bawah batu.
Chombo mengatakan para penambang masuk ke dalam tambang yang kedalamannya sekitar 150 meter dengan menggunakan titik masuk yang tidak ditentukan.
Chombo meminta perusahaan pertambangan di provinsi tersebut untuk membantu operasi penyelamatan.
“Tambang tersebut memiliki keahlian serta mesin dan peralatan lain yang dapat membantu,” katanya kepada wartawan.
Sebelumnya pada Sabtu (30/9/2023), Wakil Presiden Zimbabwe, Constantino Chiwenga mengatakan sebanyak 13 orang mungkin tewas akibat kecelakaan itu.
Chiwenga menambahkan, pemerintah akan menanggung biaya pemakaman para korban yang meninggal.
Seperti diketahui, tambang tersebut, yang terletak di provinsi Mashonaland West di Zimbabwe, terletak 100 mil sebelah barat ibu kota Zimbabwe, Harare.
Penambangan tradisional merupakan hal biasa di Zimbabwe, yang kaya akan simpanan emas dan berlian dalam jumlah besar. Kecelakaan di lokasi penambangan ilegal juga sering terjadi di negara Afrika bagian selatan.
Pada 2019, sekitar dua lusin mayat penambang emas ilegal dikeluarkan dari tambang yang banjir di pemukiman pedesaan di provinsi Mashonaland West.