Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Sugih Wangi Kopi dari Majalengka, Bercita-Cita Dikenal Dunia

Sugih Wangi Kopi dari Majalengka, Bercita-Cita Dikenal Dunia

Ekonomi & Bisnis | Selasa, 9 Juli 2024 | 22:59 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Sugih Wangi Kopi dari Majalengka, Bercita-Cita Dikenal Dunia

Sugih Wangi Kopi dari Majalengka, Bercita-Cita Dikenal Dunia

Surabaya, Kabarindo- Sugih Wangi Kopi dari Majalengka berharap lebih dikenal masyarakat Indonesia, bahkan dunia.

Keinginan ini dilontarkan Ajat Sudrajat, pemilik brand Sugih Wangi Kopi dari Desa Lemahsugih, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, saat mengikuti puncak Java Coffee Culture (JCC) 2024 yang berlangsung di Jl. Tunjungan, Surabaya, pada Minggu (7/7/2024). Masyarakat memadati lokasi sejak sore dan mengerumuni booth-booth di sini.

Kegiatan tersebut merupakan satu rangkaian dengan event JCC & Festival Peneleh 2024 yang diadakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (BI Jatim) berkerja sama dengan Provinsi Jatim dan Pemkot Surabaya pada 5-7 Juli 2024.

Puncak JCC di Jl. Tunjungan menghadirkan tiga zona kopi dari provinsi Jatim, Jateng dan Jabar, masing-masing zona terdapat 10 brand kopi yang menempati 10 booth. Sugih Wangi Kopi adalah salah satu booth di zona kopi Jabar.

Ajat Sudrajat, pemilik Sugih Wangi Kopi, tampak sibuk melayani para pembeli atau meracik minuman yang mereka pesan, sambil menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka lontarkan tentang Sugih Wangi Kopi dan daerah asalnya. Ia membawa produk kopi jenis Arabika dalam bentuk bubuk, green bean (kopi mentah) dan roast bean.

Ajat mengakui nama brand kopinya memang unik seperti yang diungkapkan banyak pengunjung booth-nya. Ia menjelaskan, Sugih Wangi Kopi berasal dari Desa Lemahsugih. Lemah artinya tanah, Sugih artinya kaya. Berarti tanah yang kaya, kaya akan hasil bumi berupa kopi. Sedangkan Wangi artinya harum. Ia berharap Sugih Wangi Kopi bisa mendunia berkat kualitasnya dan aromanya yang wangi.

Ajat mengatakan, ini pertama kali ia mengikuti JCC. Sugih Wangi Kopi merupakan binaan BI Cirebon. Ia sangat senang ketika ditawari untuk mengikuti JCC 2024, karena dapat memperkenalkan produknya kepada masyarakat, khususnya para pecinta kopi.

“JCC bisa menjadi ajang dan sarana untuk memperkenalkan kepada masyarakat Surabaya dan sekitarnya serta mempopulerkan Sugih Wangi Kopi kepada para pecinta kopi,” tuturnya.

Ajat mengakui, kopi dari Majalengka kurang dikenal masyarakat luas. Karena iu, ia ingin mempromosikan kopi dari daerah ini, khususnya Sugih Wangi Kopi.

“Mungkin Sugih Wangi Kopi dan kopi dari Majalengka belum familiar di telinga mereka. Beda dengan misalnya kopi Gayo dari Aceh yang sudah terkenal. Nah dengan ikut JCC, diharapkan bisa membuat kopi Majalengka, khususnya Sugih Wangi Kopi, lebih dikenal,” ujarnya.

Ajat menuturkan, ia merintis usaha sebagai petani kopi pada 2017, kemudian mengolahnya menjadi produk hingga memiliki kedai kopi sendiri. Ia memiliki lahan tanaman kopi seluas 2 hektar (Ha), sementara orang tuanya memiliki lahan 6 Ha, sedangkan kelompok tani Sugih Jaya binaannya memiliki lahan 32 Ha. Tiap hektar menghasilkan 5-6 ton buah kopi.

Kini Ajat terbilang cukup sukses dan mapan, sehingga ia tak segan membagikan ilmu kepada masyarakat sekitar dan mengedukasi para petani kopi lainnya. Mulai dari cara menanam kopi yang tepat, mengolahnya, cara menyeduh kopi, mengemas produk hingga memasarkannya.

“Saya ingin memberdayakan ekonomi para petani kopi di Lemahsugih dengan memberikan pelatihan mulai dari hulu hingga ke hilir lah. Kita jangan pelit berbagi ilmu, supaya para petani kopi lain juga bisa maju, menghasilkan produk yang berkualitas, sekaligus lebih mempopulerkan Desa Lemahsugih dan kopi Majalengka,” tuturnya.

Ajat menekankan, produk kopi yang dihasilkan Desa Lemahsugih harus berkualitas, agar dikenal secara nasional, bahkan bisa mendunia. Tentu hal ini membutuhkan waktu serta upaya yang sungguh-sungguh dan konsisten.

Menurut Ajat, produk Sugih Wangi Kopi telah menyebar ke Jakarta, Jabar dan Bali. Untuk meningkatkan omzet, ia juga menjual produknya secara online melalui IG. Ia menambahkan Sugih Wangi Kopi sudah merambah pasar Australia dan AS secara tak langsung melalui seorang rekanan. Jumlahnya memang belum banyak, hanya 20 kg per minggu. Namun ia optimis, pasarnya akan terus meningkat dan meluas.


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER