KABARINDO, RIYADH - Pemegang rekor 14 titel Reli Dakar Stephane Peterhansel memenangi etape 10 pada Rabu saat Nasser Al-Attiyah berpeluang besar merebut gelar juara tahun ini dengan dua etape tersisa.
Al-Attiyah menuju etape penultima pada Kamis dengan keunggulan 32 menit 40 detik atas rival terdekatnya, juara dunia reli sembilan kali Sebastien Loeb.
"Selisihnya terlalu besar dan balapan ini sudah tidak lagi di tangan kami, tapi kami masih bertahan di sana," kata Loeb setelah menyelesaikan etape khusus sejauh 375km dari Wadi Ad Dawasir ke Bisha.
Kendati memegang keunggulan yang cukup signifikan, Al Attiyah harus berhati-hati karena dalam balapan ini kemenangan bisa sirna seketika layaknya fatamorgana di gurun Arab Saudi.
"Kami sedikit demi sedikit tiba di tujuan kami," kata Al Attiyah yang mengincar gelar keempatnya di Dakar seperti dikutip AFP.
"Ini belum usai, masih ada dua hari lagi dan bahkan tempat podium akan sulit diraih."
Peterhansel yang dijuluki Mr Dakar, menang tahun lalu, tiga dekade setelah kemenangan pertama yang dia raih dengan sepeda motor pada Dakar 1991.
Menjadi satu-satunya kompetitor yang pernah memenangi reli di Afrika, Amerika Selatan, dan Asia, Peterhansel sangat senang bisa meraih kesuksesan bersama mobil hybrid Audi yang menjalani debut di Dakar.
"Saya bukan pemburu etape, tapi setiap pebalap Audi sekarang telah memenangi etape, dan itu fantastis," kata sang pebalap veteran asal Prancis.
"Ketika Carlos (Sainz) menjadi pebalap pertama yang memenangi etape Dakar dengan mobil elektrik, itu adalah suatu capaian, sekarang kami mengonfirmasi performa itu."
Sainz menambah selebrasi Audi dengan finis runner-up hari ini.
"Ini menjadi moral yang baik, terlebih karena ini datang setelah start yang rumit dari reli ini," kata Peterhansel. "Kami harus menang pada 2023. Kegagalan bukanlah pilihan."
Sumber: Antara