Sektor Jasa Keuangan Terjaga, Kredit Investasi Tumbuh 15,18%
KABARINDO, SURABAYA - Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) pada 29 Oktober 2025 menilai stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) tetap terjaga.
Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), M. Ismail Riyadi, mengatakan kinerja intermediasi perbankan meningkat dengan profil risiko yang terjaga dan likuiditas di level yang memadai. Pada September 2025, kredit tumbuh 7,70% yoy (Agustus 2025: 7,56%) menjadi sebesar Rp.8.162,8 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 15,18%, diikuti oleh Kredit Konsumsi tumbuh 7,42%, sementara Kredit Modal Kerja tumbuh 3,37% yoy. Dari kategori debitur, Kredit Korporasi tumbuh sebesar 11,53%, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 0,23%.
“Jika ditinjau berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit ke beberapa sektor tercatat tumbuh tinggi secara tahunan mencapai double digit. Sektor pertambangan dan penggalian tercatat tumbuh 19,15% dan sektor pengangkutan dan pergudangan tumbuh 19,32%,” paparrnya pada Jumat (7/11/2025)..
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh sebesar 11,81% yoy (Agustus 2025: 8,51% yoy) menjadi Rp.9.695,4 triliun. Penurunan BI Rate juga diikuti oleh penurunan suku bunga perbankan. Dibandingkan tahun sebelumnya, rerata suku bunga kredit Rupiah tercatat turun 50 bps untuk Kredit Investasi (September 2025: 8,25%; September 2024: 8,75%) dan turun 41 bps untuk Kredit Modal Kerja (September 2025: 8,46%; September 2024: 8,87%). Dari sisi penghimpunan dana, suku bunga tertimbang DPK Rupiah juga terpantau menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11 bps (September 2025: 2,78%, Augustur 2025: 2,89%) yang didorong oleh penurunan suku bunga deposito Rupiah (September 2025: 4,96%, Agustur 2025: 5,24%).
Likuiditas industri perbankan pada September 2025 memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 130,47% (Agustus 2025: 120,25%) dan 29,30% (Agustus 2025: 27,25%), masih di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%. Sedangkan Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 205,94%.
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,24% (Agustus 2025: 2,28%) dan NPL net relatif stabil sebesar 0,87% (Agustus 2025: 0,87%). Loan at Risk (LaR) turun dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 9,52% (Agustus 2025: 9,73%).
Ketahanan perbankan juga tetap kuat tercermin dari permodalan (CAR) yang berada di level tinggi sebesar 26,15% (Agustus 2025: 26,03%), menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat untuk mengantisipasi kondisi ketidakpastian global.
Selanjutnya, porsi kredit Buy Now Pay Later (BNPL) perbankan tercatat sebesar 0,30% dari total kredit perbankan dan terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan. Per September 2025, baki debet kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK, tumbuh 25,49% yoy (Agustus 2025: 32,35% yoy) menjadi Rp.24,86 triliun (Agustus 2025: Rp.24,33 triliun), dengan jumlah rekening mencapai 30,31 juta (Agustus 2025: 29,33 juta) dan NPL gross sebesar 2,61% (Agustus 2025: 2,69%).





