Bantu Pangan Bergizi untuk Adik Zahra dan Anak Lombok lainnya
Program Peduli Lombok dari Sahabat Yatim Indonesia
Tangerang Selatan, Kabarindo- Zahra (11 tahun) memiliki cita-cita menjadi seorang dokter.
Namun ia bersedih karena sekolah dan rumahnya hancur. Sanak saudara juga ada yang menjadi korban gempa Lombok. Gadis kecil kelas 5 SD ini selalu juara satu kelas, ia pandai matematika dan pernah juara olimpiade.
Sang ayah, Pak Suwardin, dulunya seorang petani dan punya kios kecil, namun kini tak bisa bertani lagi karena sumber saluran irigasi tertimpa longsor besar dan kiosnya juga hancur. Sawah dan ladang kering kerontang karena memang awalnya daerah ini kering dan jarang turun hujan. Sehingga sekarang ini bingung mau kerja apa lagi. Sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya sangat kesulitan.
Tak berputus asa, Zahra sekarang ini membantu orang tuanya berjualan Pencok (Makanan khas Lombok) keliling Dusun Sangiang. Sehari jika laris, anak yang rajin shalat subuh ini akan dapat omset 50-60 ribu rupiah namun jika sepi hanya 15 ribu saja.
Zahra dan teman-temannya di Desa Salengen memiliki nasib yang sama. Mereka tak bisa sekolah lagi, makan pun susah karena orang tuanya menjadi pengangguran. Namun mereka tetap semangat dan ingin bangkit kembali.
Kondisi inilah yang akhirnya membuat Sahabat Yatim Indonesia merasa perlu untuk tetap bertahan dulu di Lombok. Bahkan belum lama ini Bobby Satria (Pembina) dan Mudholifin (Manager Pemberdayaan) yayasan Sahabat Yatim Indonesia bertolak ke Lombok untuk melihat kondisi sesungguhnya pasca bencana gempa.
"Kami sudah lihat kondisi di sana, mereka masih butuh dukungan dan bantuan, terutama anak-anak Desa Selengen, kecamatan kayangan, Lombok Utara. Gizi untuk mereka perlu di perhatikan", ujar Mudholifin.
"Kami berharap dengan Program Pangan Bergizi Sahabat Yatim, 150 ribu rupiah/ paket donasi dalam rangka pemenuhan gizi bagi anak-anak korban gempa Lombok ini paling tidak bisa membuat mereka tetap tersenyum, Lombok harus bisa bangkit", ujarnya lagi.
Foto&Teks oleh: Kak Yudhi SAYATI