Sangat Besar, Peluang Jasa Pariwisata & Ekonomi Kreatif Ramah Muslim di Indonesia
Mencakup potensi pasar dan substitusi produk impor industri halal
Surabaya, Kabarindo- Peluang jasa pariwisata dan ekonomi kreatif ramah muslim di Indonesia sangat besar. Peluang yang dimaksud tidak hanya potensi pasar, namun juga potensi substitusi produk impor industri halal.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, optimalisasi peluang tersebut memerlukan IKA, yaitu Inovasi, Kolaborasi dan Adaptasi dari seluruh pihak, terutama pelaku industri halal. Juga semangat 3G, yaitu Gercep (gerak cepat), Geber (gerakan gabungan) dan Gaspol (garap kabeh potensial online) harus menjadi kebiasaan dalam bekerja untuk memajukan industri pariwisata dan ekonomi kreatif halal Indonesia.
Hal itu dikatakan Sandiaga Uno dalam webinar Road to East Java Economic Forum (EJAVEC) 2022 yang bertajuk Peningkatan Daya Saing Industri Halal di Jawa Timur. Webinar ini diadakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga dan ISEI Cabang Surabaya.
Webinar tersebut merupakan seri kedua dari rangkaian Road to EJAVEC 2022. Sebelumnya, dilaksanakan webinar seri pertama dengan tema Terobosan Daya Ungkit Sektor Primer dan Sektor Sekunder. Kedua webinar ini menjadi bagian dari EJAVEC yang merupakan kegiatan tahunan Kantor Perwakilan BI Jatim yang ke-9 untuk mengidentifikasi inovasi sumber pertumbuhan ekonomi baru Jatim guna mempercepat pemulihan ekonomi melalui kompetisi penulisan jurnal atau call for paper.
Webinar seri kedua diikuti oleh lebih dari 500 partisipan dengan pembicara Sandiaga Uno, Budi Hanoto (Kepala Perwakilan BI Jatim), Eko Purwanto (Ketua ISEI Cabang Surabaya), Erik Marsudi Utomo (CEO Ayam Bakar Pak D) dan Imron Marwadi (Wakil Dekan FTMM Unair).
Budi Hanoto berharap webinar yang digelar dapat menghasilkan beragam pemikiran inovatif dan visioner mengenai sumber pertumbuhan baru ekonomi dan cara peningkatan daya saing industri halal untuk mendukung percepatan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Budi mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jatim yang kuat, seimbang, inklusif dan berkelanjutan bisa diperkuat oleh inovasi dari sektor primer dan sektor sekunder, termasuk industri halal yang saat ini menjadi primadona baru perekonomian.
Eko Purwanto menambahkan, sudah saatnya Jatim mengidentifikasi terobosan sektor pertumbuhan baru era new normal yang memiliki daya ungkit lebih tinggi dari sektor andalan saat ini. Dalam rangka penguatan sumber pertumbuhan baru era new normal, diperlukan peningkatan daya saing industri halal, karena besarnya konsumen produk halal di Jatim untuk memasok permintaan dari dalam maupun luar negeri.