Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Gaya hidup > Putri Marino Jadi Isteri Tentara; Jelita Sejuba Siap Tayang 05 April Mendatang

Putri Marino Jadi Isteri Tentara; Jelita Sejuba Siap Tayang 05 April Mendatang

Gaya hidup | Jumat, 9 Maret 2018 | 19:54 WIB
Editor : ARUL Muchsen

BAGIKAN :
Putri Marino Jadi Isteri Tentara; Jelita Sejuba Siap Tayang 05 April Mendatang

Jakarta, Kabarindo- Para tentara tak ragu mempertaruhkan nyawa dan menumpahkan darah demi membela keutuhan negara. Namun, di balik kekuatan mereka, ada sosok lembut sang istri yang teguh menanti kepulangan mereka.

Keteguhan istri prajurit yang suaminya bertugas membela negara dituangkan dalam film Jelita Sejuba (Mencintai Kesatria Negara). Sinema besutan rumah produksi Drelin Amagra Pictures itu akan tayang 5 April 2018.

"Film ini bercerita mengenai istri tentara yang latarnya di Sejuba, pesisir di Natuna. Mengangkat hal menarik dan dramatis, sisi humanis dari kehidupan tentara," kata sutradara film, Ray Nayoan seperti dilansir dari laman republikaonline.

Tokoh utama film adalah Sharifah yang diperankan aktris Putri Marino. Perempuan lugu yang dikisahkan berasal dari Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, itu adalah istri seorang tentara bernama Jaka yang diperankan Wafda Saifan Lubis. Ia kini raih tantangan menjadi isteri tentara yang sangat jelita mendampingi sang suami bertugas untuk NKRI.

Ray menginterpretasikan, Sharifah dan Natuna seakan memiliki kesamaan. Seperti Sharifah yang merupakan benteng pertahanan keluarga, begitu pula pesisir Sejuba di Natuna yang didominasi batu-batu besar menjaga Indonesia.

Film yang skenarionya digarap oleh penulis naskah Jujur Prananto (Petualangan Sherina, Laskar Pelangi) itu melalui proses yang tak main-main. Ada riset panjang ke Natuna dan proses konfirmasi ke TNI mengenai citra tentara.

Selain Putri dan Wafda, film turut dibintangi Nena Rosier, Yukio, Aldi Maldini, Yayu Unru, Abigail, Mutiara Sofya, dan aktor lokal Natuna bernama Harlan Kasman. Berdasarkan lokasinya, film akan didominasi pemakaian bahasa Melayu.

"Yang kami gunakan adalah bahasa Melayu Ranai yang dimengerti semua orang di Natuna. Film juga mencantumkan terjemahan bahasa Indonesia pada bagian-bagian yang sulit dimengerti," kata Ray yang menempuh studi kajian film di University of Western Ontario, Kanada.


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER