Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Berita Utama > Presiden Jokowi Kecam Serangan Diplomat ASEAN dari Indonesia dan Singapura di Myanmar

Presiden Jokowi Kecam Serangan Diplomat ASEAN dari Indonesia dan Singapura di Myanmar

Berita Utama | Selasa, 9 Mei 2023 | 13:39 WIB
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Presiden Jokowi Kecam Serangan Diplomat ASEAN dari Indonesia dan Singapura di Myanmar

KABARINDO, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecam serangan terhadap diplomat ASEAN, dari Indonesia dan Singapura, di Myanmar. Para diplomat tersebut sedang dalam misi bantuan kemanusiaan di Negara Bagian Shan di timur laut Myanmar pada Minggu, (7/5/2023) ketika diserang kelompok bersenjata.

Global New Light of Myanmar yang dikelola negara melaporkan pada Selasa, (9/5/2023) bahwa serangan itu terjadi saat kendaraan sedang menuju dari Hsihseng ke Taunggyi. Konvoi bantuan kemanusiaan itu berhasil kembali dengan selamat ke kota, tetapi beberapa peluru merusak kendaraan.

Menurut laporan, sejauh ini tidak jelas siapa yang berada di balik serangan terhadap konvoi yang berisi diplomat dari Indonesia dan Singapura itu.

Dalam konferensi pers di KTT ASEAN Ke-42 di Labuan Bajo, Senin, (8/5/2023), Jokowi kembali menegaskan agar kekerasan di Myanmar segera dihentikan karena hanya membuat rakyat menderita. Dia juga mengecam serangan terhadap para diplomat dari ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre) yang melakukan misi penyaluran bantuan di Myanmar.

"Kemarin, AHA Center didampingi tim monitoring ASEAN akan menyerahkan bantuan kemanusiaan, tetapi sangat disayangkan di tengah perjalanan terjadi baku tembak," kata Jokowi.

Isu Myanmar akan menjadi salah satu fokus bahasan dalam KTT ASEAN Ke-42 di Labuan Bajo. Indonesia selama keketuaannya di ASEAN tahun ini telah menegaskan akan terus mendorong implementasi dari lima poin kesepakatan atau "Five-Point Consensus".

Salah satu poin dalam kesepakatan tersebut adalah berkaitan dengan bantuan kemanusiaan.

Militer telah mengabaikan apa yang disebut "Five-Point Consensus" yang disetujui oleh pemimpin kudeta Min Aung Hlaing dengan ASEAN pada April 2021, dan memerangi kelompok perlawanan bersenjata serta organisasi bersenjata etnis.

Ribuan orang telah terbunuh, dan lebih dari satu juta warga sipil terpaksa mengungsi akibat konflik ini.


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER