KABARINDO, YOGYAKARTA -- Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Yudian Wahyudi, berharap penguatan nilai-nilai Pancasila dapat disisipkan dalam konten-konten media digital termasuk media penyiaran. Inisiatif ini dinilai efektif mendidik anak-anak untuk belajar tentang Pancasila melalui media-media tersebut.
“BPIP punya program untuk penguatan nilai Pancasila ke dalam media khususnya ke dalam media digital. Ini dalam upaya agar anak-anak yang native digital agar belajar Pancasila melalui media,” katanya dalam sambutan acara Konferensi Penyiaran Indonesia 2022 yang berlangsung di Yogyakarta, Selasa (24/5/2022).
Kepala BPIP ini mengungkapkan, pengamalan tentang nilai-nilai Pancasila telah masuk dalam kurikulum pendidikan khusus berdasarkan keputusan Peraturan Pemerintah (PP) No.4 tahun 2022. Rencananya, PP ini akan diumumkan pada saat peringatan Hari Pancasila pada 1 Juni mendatang.
“Pancasila akan menjadi mata pelajaran tersendiri. Pada 1 Juni nanti akan dilaunching dan pada 1 Juli akan mulai berlaku,” ujar Prof. Yudian.
Ditekankan dirinya, nilai-nilai Pancasila harus dirawat dan dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dia juga mendorong perbanyak konten positif tentang NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), Kebhinekaan dan Pancasila.
“Pancasila sebagai pemersatu bangsa, Pancasila sebagai dasar negara dan Pancasila sebagai ideologi kita bersama. Konten-konten ini harus ada di dalam media tersebut yang nanti akan dikonsumsi oleh warna negara Indonesia dimanapun dia berada,” jelas Prof. Yudian.
Menanggapi keinginan itu, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Agung Suprio, mendukung dan mengapresiasi agar penguatan nilai-nilai Pancasila dapat masuk ke dalam konten media digital termasuk media penyiaran.
“KPI mengapresiasi upaya BPIP mengembalikan pelajaran Pancasila dalam kurikulum pendidikan mulai dari PAUD hingga Perguruan Tinggi yang telah lama hilang,” kata Agung di usai sambutannya dan menilai langkah BPIP tersebut sejalan dengan upaya literasi yang telah dilakukan KPI.
Dia berharap ketika masyarakat mendapatkan pendidikan Pancasila, hal ini dapat menjadi inspirasi di kalangan media dalam memproduksi konten.
“Kita ketahui bersama di media digital setiap orang bisa menjadi jurnalis dan pembuat konten, yang sama sekali tidak dibatasi. Oleh karena itu, kami berharap agar generasi muda kita ketika mendapatkan masukan terkait Pancasila sebagai ideologi dan sebagai dasar negara, dia mampu mengejewantahkannya ke dalam prilaku sehari-hari. Termasuk juga dalam membuat konten di media digital,” tandas Agung. ***/Foto: KPI