KABARINDO, AMSTERDAM/BERLIN – Sebuah penerbit Belanda telah meminta maaf karena telah mencetak sebuah buku yang mengidentifikasi seseorang yang mungkin telah mengkhianati Anne Frank dan keluarganya kepada Nazi.
Tim investigasi, yang terdiri dari sejarawan dan pakar lainnya, termasuk mantan agen FBI, menghabiskan enam tahun menggunakan teknik investigasi modern termasuk teknologi AI untuk mencoba memecahkan "kasus dingin" pengaduan keluarga Anne.
Di akhir penelitian, mereka menyimpulkan bahwa seorang notaris Yahudi bernama Arnold van den Bergh, yang kemudian tinggal di Belanda, adalah orang yang bertanggung jawab atas penangkapan Anne dan keluarganya selama Perang Dunia Kedua.
Ia diduga telah menyerahkan lokasi persembunyian keluarga Frank untuk menyelamatkan keluarganya sendiri.
Artikel terkait: Setelah 77 Tahun, Tersangka Pengadu Anne Frank Teridentifikasi
Anne Frank adalah seorang gadis Yahudi yang meninggal di kamp konsentrasi Nazi pada tahun 1945 setelah menghabiskan dua tahun bersembunyi.
Buku hariannya, yang diterbitkan setelah kematiannya, adalah catatan tangan pertama paling terkenal tentang kehidupan Yahudi selama perang, dan telah diterjemahkan ke 70 bahasa.
(Foto: Anne Frank remaja -DW)
Banyak Dikritik
Banyak orang yang mengkritik buku Pengkhianatan terhadap Anne Frank dengan alasan lemahnya bukti-bukti yang mengarah ke kesimpulan tim investigasi kasus itu.
Salah satu yang mengkritik adalah Anne Frank Fund, lembaga yang berbasis di Swiss. Kepada pers Swiss mereka mengatakan penyelidikan itu "penuh dengan kesalahan".
Menyusul kritik-kritik tersebut, penerbit Belanda menulis dalam email internal kepada penulis buku tersebut, Rosemary Sullivan, bahwa ia seharusnya mengambil "sikap kritis" pada buku itu.
"Kami menunggu jawaban dari para peneliti atas pertanyaan yang muncul dan menunda keputusan untuk mencetak lagi … dan menawarkan permintaan maaf yang tulus kepada siapa pun yang mungkin merasa tersinggung oleh buku itu," lanjut pernyataan penerbit tersebut.
(Foto: Nisan kubur Anne dan Margot Frank -DW)
Tidak 100% Yakin
Pieter van Twisk, salah satu anggota tim investigasi mengatakan bahwa dia bingung dengan email tersebut. Dia menambahkan, tim investigasi tidak pernah mengklaim telah mengungkap kebenaran sepenuhnya. Dia memperkirakan bahwa teori mereka memiliki "persentase probabilitas minimal 85%" dan mereka berharap penelitian mereka akan membantu mengisi kesenjangan dalam penelitian yang ada.
Jürgen Welte, penerbit Harper Collins Germany yang berencana menerbitkan versi bahasa Jerman dari buku tersebut pada 22 Maret, ingin meninjau kembali tuduhan kontroversial karya tersebut.
Menyadari risiko penolakan publik, ia menyebutkan dalam sebuah pernyataan tertulisnya, "Setelah dua pengeditan profesional naskah, kami saat ini sedang menjalani pemeriksaan ulasan internal. Tanggal publikasi yang relatif terlambat dari edisi bahasa Jerman menunjukkan bahwa kami menangani topik sensitif ini dengan sangat bertanggung jawab."
Belum dipastikan apakah mereka akan menunda atau membatalkan penerbitan buku itu.
***(Sumber dan foto: BBC dan DW)