Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > OJK: Sektor Jasa Keuangan Stabil dan Tumbuh Positif pada Awal 2023

OJK: Sektor Jasa Keuangan Stabil dan Tumbuh Positif pada Awal 2023

Ekonomi & Bisnis | Senin, 27 Februari 2023 | 22:44 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
OJK: Sektor Jasa Keuangan Stabil dan Tumbuh Positif pada Awal 2023

OJK: Sektor Jasa Keuangan Stabil dan Tumbuh Positif pada Awal 2023

Surabaya, Kabarindo- Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga dan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan (LJK) tetap tumbuh kuat, sehingga berkontribusi mempertahankan kinerja perekonomian nasional di tengah masih tingginya ketidakpastian global.

Kinerja perekonomian global pada awal 2023 secara umum berada di atas ekspektasi khususnya di AS dan Eropa, khususnya untuk pasar tenaga kerja yang persisten kuat dan indikator sektor riil lainnya bergerak positif. Reopening perekonomian Tiongkok juga meningkatkan optimisme bahwa resesi global dapat dihindari. Namun pengetatan kebijakan moneter global diperkirakan terus berlanjut seiring penurunan inflasi yang lambat. Selain itu, harga komoditas yang terus turun perlu dicermati.

Di tengah dinamika perekonomian global tersebut, indikator perekonomian domestik terpantau tetap solid. Neraca dagang melanjutkan surplus pada Januari 2023 dan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur terus berada di zona ekspansi dalam kurun waktu 17 bulan terakhir. Optimisme dan konsumsi masyarakat juga mencatatkan perbaikan yang terkonfirmasi dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen dan Indeks Penjualan Ritel.

Rilis dari OJK pada Senin (27/2/2023) menyebutkan, di pasar saham, IHSG sampai dengan 24 Februari 2023 tercatat menguat sebesar 0,25% mtd seiring investor non-resident yang membukukan inflow sebesar Rp.3,38 triliun. Secara ytd, IHSG menguat tipis 0,09% dengan inflow investor non-resident sebesar Rp.162,8 miliar.

Sementara di pasar obligasi, indeks ICBI menguat 0,04% mtd (1,53% ytd) ke level 350,07. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp.84,2 miliar secara mtd dan Rp.177,2 miliar secara ytd.

Di pasar SBN, non-resident mencatatkan outflow Rp.5,82 triliun (mtd), namun secara ytd membukukan inflow sebesar Rp.43,88 triliun. Rata-rata yield SBN pada seluruh tenor secara mtd naik sebesar 6,20 bps, namun secara ytd masih menguat (turun) sebesar 12,66 bps.

Lebih lanjut, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp.509,18 triliun atau menurun 0,05% (mtd) dengan investor Reksa Dana membukukan net subscription sebesar Rp.3,96 triliun (mtd). Secara ytd, NAB reksa dana tumbuh 0,85% dan tercatat net subscription sebesar Rp.7,88 triliun.

Penghimpunan dana oleh perusahaan melalui pasar modal hingga 24 Februari 2023 tercatat sebesar Rp.35,8 triliun dengan jumlah emiten baru tercatat sebanyak 17 emiten. Di pipeline, masih terdapat 73 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp.108,4 triliun, di antaranya merupakan rencana IPO yang akan dilakukan oleh 45 calon emiten baru.

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 360 penerbit, 142.474 pemodal dan total dana yang dihimpun sebesar Rp.778,5 miliar. Tren pertumbuhan jumlah investor terus berlanjut dengan jumlah investor pasar modal mencapai 10,60 juta investor per 23 Februari 2023.

Kredit perbankan pada Januari 2023 tumbuh sebesar 10,53% yoy menjadi Rp.6.310,88 triliun. Penguatan kredit tersebut utamanya ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja yang masing-masing tumbuh sebesar 12,61% yoy dan 10,03% yoy. Secara mtm, nominal kredit perbankan Januari 2023 turun 1,75% mtm atau turun sebesar Rp.112,68 triliun, yang merupakan siklus yang terjadi pada awal tahun. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Januari 2023 tumbuh sebesar 8,03% yoy menjadi Rp.7.953,8 triliun, dengan giro sebagai main driver. Secara mtm, DPK Januari 2023 turun 2,45% atau turun sebesar Rp.199,77 triliun.

Likuiditas industri perbankan pada awal 2023 masih di atas threshold dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) pada Januari 2023 masing-masing tercatat sebesar 129,64% dan 29,13%, jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50% dan 10%.

Risiko kredit pada awal 2023 terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,76% dan NPL gross sebesar 2,59%. Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19 pada Januari 2023 terus mencatatkan penurunan menjadi Rp.435,74 triliun dengan jumlah debitur yang menurun menjadi 2,02 juta nasabah (Desember 2022: 2,27 juta nasabah). Posisi Devisa Neto (PDN) tercatat sebesar 1,51%, jauh di bawah threshold 20%. Capital Adequacy Ratio (CAR) industri perbankan menguat menjadi sebesar 25,93%.


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER