Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Olahraga > Ogawa Prihatin Beberapa Klub Liga 1 Mulai Meragukan Kualitas Wasit Lokal

Ogawa Prihatin Beberapa Klub Liga 1 Mulai Meragukan Kualitas Wasit Lokal

Olahraga | 4 jam yang lalu
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Ogawa Prihatin Beberapa Klub Liga 1 Mulai Meragukan Kualitas Wasit Lokal

KABARINDO, JAKARTA - Refereeing Workshop for Media Ke-6 kembali digelar menelang sisa 4 pertandingan BRI Liga 1 2024/2025 berakhir.

Dengan dipandu oleh Yoshimi Ogawa sebagai Wakil Ketua Komite Wasit PSSI dan Pratap Singh di Departemen Wasit di di ruang sekretariat PSSI Pers, GBK Arena Jakarta,  Rabu (30//2025).

Yoshimi Ogawa memberikan tanggapan keras terhadap sikap sejumlah klub Liga 1 yang mulai meragukan kualitas wasit lokal.

Hal ini mencuat menjelang berakhirnya musim kompetisi Liga 1 2024/2025 yang kini memasuki pekan-pekan krusial.

Liga 1 tinggal menyisakan empat pertandingan sebelum musim berakhir.

Empat laga sisa tersebut memiliki arti vital, terutama bagi klub-klub yang masih berjuang keluar dari jerat degradasi.

Kondisi ini memicu kekhawatiran sejumlah tim terhadap potensi kesalahan wasit yang bisa berdampak besar terhadap nasib mereka di papan klasemen.

Sejumlah klub dilaporkan menyerukan kepada PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk meningkatkan pengawasan terhadap kinerja wasit, bahkan mendorong penggunaan wasit asing demi menjamin netralitas dan keadilan di lapangan.

Menanggapi situasi tersebut, Yoshimi Ogawa angkat bicara dalam sesi Refereeing Workshop for Media yang digelar di Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Dalam pernyataannya, Ogawa mengaku prihatin atas ketidakpercayaan yang ditunjukkan beberapa klub terhadap para pengadil lokal.

“Kami sangat sedih. Di lapangan hanya ada dua unsur utama: pemain dan wasit. Jika kita ingin meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia, maka bukan hanya pemain yang harus diperhatikan, tetapi juga wasit,” ujar Ogawa.

Ia menekankan bahwa peningkatan kualitas kompetisi tidak akan tercapai apabila perhatian hanya difokuskan pada pemain.

Menurutnya, wasit memiliki peran krusial dalam menjaga integritas pertandingan, sehingga pembinaan terhadap wasit lokal harus menjadi agenda prioritas.


Ogawa juga mengungkapkan bahwa dirinya memahami keresahan sejumlah klub yang berada di posisi bawah klasemen.

Tim-tim tersebut sangat berkepentingan agar tidak ada keputusan wasit yang merugikan mereka dalam perjuangan lolos dari zona degradasi.

Dari data klasemen sementara, setidaknya ada enam tim yang masih belum aman dari ancaman degradasi: PSS Sleman, PSIS Semarang, Semen Padang, Persis Solo, Madura United, dan satu tim lain yang posisinya masih bisa berubah tergantung hasil pertandingan ke depan.

Dalam beberapa pekan terakhir, wacana penggunaan wasit asing kembali mencuat. Klub-klub menilai bahwa kehadiran wasit asing dianggap mampu menghadirkan standar pengadil lapangan yang lebih baik dan netral, terutama dalam laga-laga penentuan.

Namun, Ogawa mengingatkan bahwa terlalu sering mengandalkan wasit asing justru bisa berdampak negatif terhadap pengembangan kualitas wasit nasional. Ia mempertanyakan efektivitas langkah tersebut dalam jangka panjang.

“Saya bisa memahami kekhawatiran mereka. Tapi kalau kita terlalu sering memakai wasit asing, apakah itu akan meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia? Saya rasa belum tentu,” tegasnya.

Ogawa menegaskan bahwa solusi terbaik adalah dengan memperkuat sistem pembinaan wasit lokal secara menyeluruh.

PSSI, kata dia, harus lebih konsisten dalam memberikan pelatihan, evaluasi, dan peningkatan kompetensi bagi wasit Indonesia agar mampu memimpin pertandingan dengan standar tinggi.

“Kami benar-benar ingin meningkatkan kualitas sepak bola nasional secara keseluruhan, dan itu tidak bisa tercapai jika kita terus bergantung pada pihak luar,” ujarnya.

Selain itu, Ogawa juga mengingatkan bahwa kepercayaan adalah fondasi utama dalam sebuah pertandingan.

Ia mengajak semua pihak, termasuk klub dan suporter, untuk memberikan ruang bagi wasit lokal berkembang, sekaligus mempercayai sistem yang sedang dibangun.

PSSI sendiri diketahui telah mulai mengambil sejumlah langkah untuk memperbaiki sistem perwasitan di Tanah Air.

Salah satunya dengan menghadirkan instruktur asing untuk memberikan pelatihan, serta penggunaan teknologi video assistant referee (VAR) yang sudah diterapkan di beberapa laga penting.

Namun, tantangan perbaikan masih cukup besar, terutama dalam menumbuhkan kepercayaan dari klub dan publik terhadap wasit lokal.

Dengan hanya empat pertandingan tersisa, tekanan terhadap perangkat pertandingan pun dipastikan semakin besar.

Dalam situasi seperti ini, profesionalisme dan integritas menjadi harga mati, baik bagi pemain, ofisial, maupun wasit.

Ogawa berharap, ke depan tidak ada lagi suara-suara yang meragukan wasit lokal, melainkan kolaborasi yang kuat demi kemajuan sepak bola Indonesia. Foto: Ary Kristiyanto


RELATED POST


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER