Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Hukum & Politik > Muhammadiyah: Jangan Halalkan Segala Cara untuk Raih Kekuasaan

Muhammadiyah: Jangan Halalkan Segala Cara untuk Raih Kekuasaan

Hukum & Politik | Senin, 12 Februari 2024 | 17:12 WIB
Editor : Hauri Yan

BAGIKAN :
Muhammadiyah: Jangan Halalkan Segala Cara untuk Raih Kekuasaan

KABARINDO, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir berharap Pemilu (Pemilihan Umum) dilaksanakan dengan aman, damai, bersih, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam mengarungi kontestasi pada Pemilu, para peserta Pemilu tidak boleh menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan.

"Pemilu tidak dijadikan pasar politik yang sarat transaksi, dengan orientasi memilih sekadar memilih berdasarkan kepentingan-kepentingan sesaat yang bersifat nilai guna atau pragmatis, baik berupa materi, maupun kursi, dan posisi," ungkap Haedar.

Pada masa tenang kampanye, Haedar mengajak seluruh pihak untuk merenungkan kembali untuk menciptakan Pemilu sebagai proses demokrasi yang bermakna, tidak sekadar proses memenangkan kontestasi.

"Pemilu tidak berhenti pada perjuangan kekuasaan atau power struggle tentang siapa menang, siapa kalah," pesan Haedar pada Refleksi Pemilu 2024 melalui siaran pers, Senin (12/2/2024).

Pemilu 2024, sebut Haedar, adalah proses demokrasi untuk memilih para pemimpin Indonesia di lembaga eksekutif dan legislatif, yang akan menentukan merah putihnya Indonesia. Proses Pemilu harus mengikuti proses demokrasi dari, oleh dan untuk rakyat.

Guru Besar Sosiologi ini menambahkan harapan, supaya hasil dari Pemilu 2024 ini membawa kemaslahatan terbesar bagi hajat hidup rakyat dan masa depan Indonesia jaya sebagaimana cita-cita pendiri bangsa.

Indonesia didirikan untuk menyejahterakan umum, dan mencerdaskan bangsa. Selain itu juga turut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Oleh karena itu, kepada para kontestan di Pemilu 2024 ini diharapkan untuk memiliki proyeksi visi kebangsaan yaitu terwujudnya Indonesia merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur sehingga cita-cita nasional itu terwujud di dunia nyata, tidak menjadi utopia.

"Pikiran para elit yang berkontestasi tidak boleh terjebak pada kesadaran untuk berkuasa semata, apalagi disertai sikap euforia dan serampangan seolah menjadi pemimpin negara Indonesia itu merupakan pekerjaan gampang,
dan ringan," sambung Haedar.

Mandat rakyat dititipkan untuk memimpin negara ini bukan remeh, ada beban berat di pundak bagi yang terpilih untuk menyelenggarakan kehidupan yang maju di segala bidang sesuai dengan perintah konstitusi dan cita-cita pendiri negara ini. Di mana bukan hanya memajukan secara fisik, tapi juga jiwa, pikiran, serta perilaku.

"Memimpin Indonesia ibarat menahkodai kapal besar di tengah gelombang dahsyat di lautan, sarat masalah dan tantangan. Beban masalah dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini dan ke depan sangatlah kompleks," tuturnya. Red dari berbagai sumber


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER