Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Berita Utama > Menjaga Asa Petani Tetap Menyala, Dukungan Ekosistem Pupuk Indonesia Semakin Nyata

Menjaga Asa Petani Tetap Menyala, Dukungan Ekosistem Pupuk Indonesia Semakin Nyata

Berita Utama | 2 jam yang lalu
Editor : Anton CH

BAGIKAN :
Menjaga Asa Petani Tetap Menyala, Dukungan Ekosistem Pupuk Indonesia Semakin Nyata

PERTANIAN : Ketua Kelompok Tani Desa Dandangsari Kelurahan Glanggang, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Muhammad Nurkholis memantau pengolahan lahan pertanian, Selasa (30/12/2025). (FOTO : KABARINDO.COM/ANTON C).

___________________

BANGIL – Muhammad Nurkholis (70) terlihat asyik memantau kegiatan pengolahan sawah miliknya. Ketua Kelompok Tani Desa Dandangsari Kelurahan Glanggang, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan ini mengatakan, bulan depan sudah memasuki masa tanam. Selain mengolah lahan, penanaman proses semai bibit padi sudah dilakukan sebulan lalu. “Kami tanam di Januari, April sudah panen,”ungkapnya kepada Kabarindo.com, Selasa (30/12/2025).

Nurkholis mengorganisir 33 orang petani dengan lahan seluas 17 hektare. Meskipun masih menggunakan teknik tradisional, namun padi yang dihasilkan sangat produktif, mencapai delapan ton per hektare. “Sekali panen di kelompok kami mencapai 136 ton. Bahkan bisa lebih, tergantung musim dan jenis pupuk,”urainya.

Kelompok tani Desa Dandangsari menggunakan pupuk Urea dan Ponshka dari PT Pupuk Indonesia (Persero). Nurkholis memaparkan, untuk tahap awal, pemupukan menggunakan pupuk jenis Urea. Pada fase pertumbuhan awal, tanaman membutuhkan nutrisi untuk mengembangkan jaringan vegetatif seperti batang dan daun. Pupuk Urea membantu mempercepat pembentukan organ-organ tersebut, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan vigor yang optimal.

“Untuk memperkuat padi agar tidak rontok, di fase pertengahan hingga akhir kami menggunakan NPK Phonska,”ucapnya.

Menurut Nurkholis, akses terhadap dua jenis pupuk itu semakin lancer tahun ini. Hal itu lantaran pemerintah menambah volume pupuk bersubsidi untuk para petani di seluruh Indonesia. “Untuk pasokan pupuk lancar. Terlebih kami tak selalu menggunakan pupuk subisdi, terkadang pupuk non subsidi,”cetusnya.

Salah satu pupuk non subsidi yang digunakanpara petani yakni NPK Phonska Plus produksi PT Petrokimia Gresik. Dengan menggunakan NPK Phonska Plus, produktivitas meningkat hingga 10 ton per hektare. Tak hanya itu, tanaman padi tetap kokoh meski diterjang hujan dan angin. “Tantangan para petani banjir dan angin. Dengan NPK Phonska Plus, batang kokoh dan kuat, tidak gampang roboh,”tuturnya.

Para petani menilai, NPK Phonska Plus mampu memberikan nutrisi lebih baik. Hal itu membuat produktivitas tanaman meningkat, yang pada akhirnya memberikan dampak kepada kesejahteraan petani. “Kami panen di bulan April dan Oktober. Saat musim hujan keuntungan 20% dari modal. Namun, jika musim kemarau 40-50%, tergantung pupuk yang digunakan,”tegas Nurkholis.

Sedangkan Ketua Gabungan Kelompok Tani Kelurahan Glanggang, Zainuri mengatakan, akses untuk mendapatkan pupuk subsidi semakin mudah. “Semakin mudah dan murah, tetapi ada petani tertentu yang memilih menggunakan pupuk non Subsidi Petrogres (PT Petrokimia Gresik),”ungkapnya.

Gapoktan Kelurahan Glanggang sendiri memiliki tiga anggota Kelompok Tani. Selain Kelompok Tani Dandangsari, ada Kelompok Tani Podomoro 1 dan Podomoro 2. “Total anggota lebih dari 100 petani,”ungkapnya.

Dengan lahan yang dikelola mencapai 90 hektare, produksi padi mencapai 900 ton sekali panen, atau 1.800 ton per tahun. Jenis padi yang ditanam, lanjut Zainuri, selain IR36 juga Cibatu, dan Ciherang.

Menjaga Asa Petani Tetap Menyala, Dukungan Ekosistem Pupuk Indonesia Semakin Nyata   Petani di Kelurahan Glanggang, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan sedang melakukan pengolahan lahan. (FOTO : KABARINDO.COM/ANTON C)

________

Agar produktivitas semakin meningkat, para petani mengadopsi sistem pertanian Jajarlegowo. Teknik ini bukan sekadar mengatur jarak tanam, tetapi merupakan strategi penataan barisan yang mampu menciptakan ruang tumbuh lebih ideal bagi tanaman padi. Dengan pola tanam yang lebih teratur, petani dapat mengelola sawah dengan lebih mudah sekaligus meningkatkan hasil gabah. “Dengan teknik ini, produktivitas naik sekitar 30%,”katanya.

Menurut Zainuri, saat ini, pihaknya terus melakukan edukasi kepada para petani anggotanya agar mulai beralih menggunakan teknik-teknik pertanian modern. “Agar produktivitas meningkat, harus terus melakukan inovasi,”tutupnya.

Sedangkan Wakil Bupati Pasuruan Shobih Asrori menegaskan, Pemkab Pasuruan mendorong masyarakat termasuk generasi muda mencintai pertanian. “Saya berterima kasih kepada Kelompok Tani atas partisipasinya dalam membantu menjaga ketahanan pangan nasional,”tegas Wabup dalam Pasuruan Agriculture Festival 2025.

Menurut Gus Shobih, sapaan akrabnya, para generasi muda diharapkan mampu menghasilkan inovasi dan motivasi dalam mengoptimalkan peningkatan pembangunan di sektor pertanian. “Para pemuda agar mau menggeluti pertanian. Karena minat dan keinginan generasi muda untuk bertani saat ini sangat minim,” ujarnya.

Gus Shobih juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan kinerja pembangunan pertanian, agar kesejahteraan petani naik, sekaligus mendukung swasembada pangan di Kabupaten Pasuruan. 

Menjaga Pasokan Pupuk, Menopang Swasembada Pangan

Sebagai salah satu produsen pupuk dibawah naungan PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Petrokimia Gresik menjamin ketersediaan stok pupuk bersubsidi dalam posisi aman untuk memenuhi kebutuhan petani.

SVP Sekretaris Perusahaan Petrokimia Gresik Nuril Huda kepada Kabarindo.com mengungkapkan, stok pupuk yang tersedia saat ini dilaporkan berada di atas ketentuan cadangan minimum (safety stock).

“Semua kami siapkan sesuai dengan arahan dari pemerintah dan Pupuk Indonesia,”tegasnya. Menurut Nuril, stok pupuk subsidi maupun non subsidi itu tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pupuk di Jawa Timur, tetapi seluruh Indonesia.

Saat ini, lanjut dia, Petrokimia Gresik mendapat penugasan memproduksi 50% dari kebutuhan pupuk subsidi nasional.

Menjaga Asa Petani Tetap Menyala, Dukungan Ekosistem Pupuk Indonesia Semakin Nyata

Sedangkan Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob, menegaskan, jaminan ketersediaan pupuk itu, merupakan komitmen Petrokimia Gresik dalam menjaga ketahanan pangan dan mendukung aktivitas pemupukan petani agar tidak terganggu selama periode libur panjang.

"Petani tidak perlu khawatir. Kami telah menyiagakan stok yang cukup di gudang-gudang Lini III (kabupaten/kota) yang siap didistribusikan ke Penerima Pupuk pada Titik Serah (PPTS) sesuai kebutuhan di lapangan," ujar Daconi dalam keterangannya, Selasa (30/12/2025).

Total ketersediaan pupuk bersubsidi yang siap salur terdiri dari NPK Phonska (164.747 ton) Petroganik (49.247 ton), Urea (18.635 ton), dan ZA (3.856 ton)

Selain jenis subsidi, Petrokimia Gresik juga menyiapkan stok pupuk nonsubsidi untuk varian Urea, NPK, hingga ZA untuk mengantisipasi lonjakan permintaan di luar alokasi pemerintah.

Petrokimia Gresik juga menegaskan kesiapannya menjalankan regulasi tata kelola terbaru sesuai Perpres Nomor 6 Tahun 2025 yang diperbarui dengan Perpres 113/2025.

Daconi memaparkan bahwa aturan baru ini memberikan sejumlah kemudahan bagi petani terdaftar. "Pemerintah telah mempermudah proses penebusan, cukup dengan membawa KTP. Selain itu, ada kebijakan bersejarah di mana harga pupuk bersubsidi diturunkan sebesar 20%," sambungnya.

Untuk memastikan akurasi distribusi, manajemen Petrokimia Gresik rutin melakukan peninjauan langsung ke berbagai daerah.

Menjaga Asa Petani Tetap Menyala, Dukungan Ekosistem Pupuk Indonesia Semakin Nyata

Dengan ketersediaan stok yang mumpuni di PPTS, Daconi berharap produktivitas pertanian dapat terus meningkat menuju swasembada pangan nasional.

Daconi melanjutkan, tak hanya menjaga stok pupuk, dukungan Petrokimia Gresik terhadap swasembada pangan nasional juga diwujudkan melalui program Agrosolution 2025. Program ini menyasar beragam komoditas.

Menurut Daconi program Agrosolution yang selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita, yaitu mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan.

"Petrokimia Gresik akan setia bersama petani mewujudkan kemandirian bangsa melalui sektor pertanian. Salah satunya melalui program Agrosolution,"tegasnya.

Pada periode Januari-Oktober 2025, Petrokimia Gresik bersama 61.112 petani meningkatkan produktivitas pertanian dalam program Agrosolution. Angka ini lebih besar jika dibandingkan realisasi program Agrosolution tahun 2024 yang melibatkan sebanyak 60.558 petani.

Program Agrosolution yang dijalankan Petrokimia Gresik menyasar berbagai macam komoditas. Mulai dari padi, tebu, jagung, bawang merah, cabai, kopi, tembakau, ubi jalar, dan sejumlah tanaman buah-buahan dan hortikultura lainnya.

Program ini terbukti meningkatkan produktivitas pertanian cukup signifikan. Program Agrosolution yang dijalankan Petrokimia Gresik di tahun 2024 mampu meningkatkan produktivitas tanaman tebu dengan rata-rata kenaikan hingga 33%, kemudian tanaman padi 16%, jagung 21%, dan komoditas lainnya.

Menjaga Asa Petani Tetap Menyala, Dukungan Ekosistem Pupuk Indonesia Semakin Nyata

"Jika budidaya yang diaplikasikan dalam program Agrosolution diadopsi oleh petani lainnya, tentu produktivitas pertanian secara nasional juga dapat ditingkatkan," tegas Daconi.

Petrokimia Gresik menjalankan program Agrosolution sejak tahun 2021 silam. Program ini menciptakan ekosistem pertanian dari hulu hingga hilir, baik on farm maupun off farm dengan kolaborasi bersama sejumlah stakeholder.

Petrokimia Gresik juga gencar melakukan sosialisasi pemupukan berimbang, kawalan budidaya, pengendalian hama dan penyakit serta uji tanah oleh petugas Mobil Uji Tanah dan Agroman Petrokimia Gresik. Petrokimia Gresik juga menyediakan agro input berupa pupuk nonsubsidi.

Dengan dukungan tersebut, para petani memperoleh rekomendasi dalam pemupukan sesuai dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman, sehingga lebih presisi. Pupuk dapat diaplikasikan secara efektif dan efisien.

"Kami memiliki pupuk dan teknologi modern untuk budidaya pertanian yang mampu meningkatkan produktivitas,”pungkasnya.

Menjaga Asa Petani Tetap Menyala, Dukungan Ekosistem Pupuk Indonesia Semakin Nyata

Direktur Manajemen Risiko Petrokimia Gresik, Johanes Barus menambahkan, untuk menyokong swasembada pangan, Petrokimia Gresik memiliki program Sekolah Makmur yang diinisiasi sejak tahun 2022.

Selain menciptakan petani handal, Sekolah Makmur juga dimaksudkan untuk melakukan regenerasi petani. "Melalui program ini, mahasiswa aktif dari berbagai institusi pendidikan pertanian diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pendampingan petani di lapangan, sekaligus mengasah kompetensi teknis, manajerial dan sosial sebagai calon agronomis muda masa depan," paparnya. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut bahwa lebih dari 70% petani Indonesia berusia di atas 40 tahun. Sedangkan proporsi petani muda usia 19–39 tahun masih berada di kisaran 20%. Kondisi ini perlu mendapat perhatian, karena berpotensi memengaruhi keberlanjutan produksi dan ketahanan pangan nasional di masa mendatang.

"Kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan sektor industri menjadi kunci penting dalam membangun ekosistem pertanian yang modern, produktif, berdaya saing, serta berkelanjutan," tutupnya.


RELATED POST


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER