Lebih dari 60% Orang Indonesia Beli Skincare dan Fashion Lewat E-Commerce, Brand Lokal Mendominasi
Surabaya, Kabarindo- Industri kecantikan dan fashion di Indonesia terus mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kehadiran merek-merek lokal yang kini mampu bersaing dengan merek internasional menunjukkan geliat pertumbuhan pasar dan semakin beragamnya pilihan masyarakat.
Laporan Populix berjudul “Market Insights and Strategic Opportunities for Beauty and Fashion Brands in Indonesia” yang diluncurkan baru-baru ini meenyebutkan lebih dari 70% responden memilih merek lokal saat membeli produk kecantikan dan fashion. Laporan ini disusun berdasarkan hasil survei online terhadap 1.088 responden pada 26-29 Juli 2024.
“Survei kami menunjukkan bahwa konsumen Indonesia menggunakan kombinasi merek lokal dan internasional untuk memenuhi kebutuhan skincare dan fashion mereka, konsumen menunjukkan preferensi kuat terhadap merek lokal. Merek lokal dianggap memiliki kualitas yang sama baik, bahkan lebih baik, dibandingkan dengan merek-merek internasional,” ungkap Eileen Kamtawijoyo, Co-Founder & CMO Populix.
Survei mengungkap bahwa merek lokal kini semakin digemari oleh konsumen Indonesia. Hal ini terlihat dari 76% responden lebih memilih merek lokal untuk skincare dan 80% responden memilih merek lokal untuk produk fashion. Preferensi terhadap merek lokal ditemukan khususnya pada kalangan perempuan dan masyarakat kelas ekonomi bawah, sementara merek internasional diminati oleh laki-laki dan mereka yang berada pada segmen ekonomi menengah ke atas.
Sebanyak 41% responden membeli skincare secara rutin setiap bulan dan e-commerce menjadi pilihan utama tempat pembelian bagi 62% responden. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut, dengan konsumen yang juga mulai mempertimbangkan opsi lain seperti toko kesehatan dan kecantikan, gerai resmi di mall, serta situs web resmi untuk pembelian produk skincare di masa depan.
Untuk kategori fashion, terlihat konsumen Indonesia cenderung membeli pakaian, sepatu dan parfum setiap tiga bulan sekali atau bahkan lebih jarang. E-commerce juga menjadi tempat pembelian yang mendominasi pada kategori fashion. Konsumen lebih menyukai merek lokal untuk kategori pakaian dan parfum, sementara merek internasional lebih diminati untuk kategori sepatu.
Pengaruh influencer dalam keputusan pembelian
Laporan tersebut juga menyoroti pengaruh Key Opinion Leader (KOL) dan influencer dalam industri kecantikan dan fashion. Sebanyak 59% responden merasa KOL dan influencer mempengaruhi keputusan pembelian mereka, meskipun endorsement KOL tidak selalu efektif. Hal ini ditunjukkan dengan 14% responden yang memiliki kecenderungan kuat untuk membeli produk-produk yang di-endorse oleh KOL dan influencer, sementara 67% responden baru akan membeli produk yang di-endorse jika sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Sisanya menyatakan cenderung tidak terpengaruh atau membutuhkan informasi lebih lanjut dengan produk yang di-endorse oleh KOL dan influencer sebelum membelinya.
Di tengah maraknya kegiatan live commerce atau sesi berjualan melalui live streaming, fenomena ini terbukti memiliki dampak signifikan terhadap keputusan pembelian. Setengah dari responden mengungkapkan mereka cenderung melakukan pembelian ketika ada diskon eksklusif selama sesi live streaming. Kualitas teknis, konten yang menarik dan interaksi host dengan audiens menjadi faktor penting dalam meningkatkan keputusan pembelian melalui platform ini.
“Studi kami memperlihatkan bagaimana pertumbuhan teknologi digital mempengaruhi preferensi konsumen, perilaku pembelian dan peluang strategis bagi industri kecantikan dan fashion di Indonesia, khususnya pada kategori skincare, pakaian, sepatu dan parfum. Kami berharap insights ini dapat membantu perusahaan di industri kecantikan dan fashion untuk terus mengembangkan produk dan merancang strategi marketing yang lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan pasar saat ini,” ujar Eileen.
Foto: ilustrasi