Kontribusi Ekonomi Jatim Capai 15%; terhadap Ekonomi Nasional
BI dukung percepatan pemulihan ekonomi & sosial Jatim di tengah pandemi Covid-19
Surabaya, Kabarindo- Kontribusi ekonomi Jatim terhadap ekonomi nasional mencapai 15% dengan struktur ekonomi Jatim yang kuat berbasis industri manufaktur, perdagangan dan pertanian.
Hal ini dikatakan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, dalam penyelenggaraan 7th East Java Economic (EJAVEC) Forum pada 3-4 November 2020. Menurut Destry, kontribusi Jatim tersebut merupakan modal dan kunci utama dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional yang berbasis regional.
7th East Java Economic (EJAVEC) Forum diselenggarakan BI pada 3-4 November 2020 bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB-Unair) Surabaya serta Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Surabaya.
Destry menambahkan, terdapat 5 dukungan BI dalam menjaga perekonomian nasional di tengah pandemi Covid-19. Pertama, membuka secara bertahap sektor produktif, potensial dengan mengedepankan protokol kesehatan. Kedua, percepatan realisasi anggaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah pada sisa tahun 2020. Ketiga, sinergi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil. Keempat, optimalisasi restrukturisasi kredit bagi dunia usaha dan kelima, mendorong digitalisasi sistem pembayaran.
Prof. Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan RI, mengatakan postur APBN 2021 difokuskan untuk tetap mendukung percepatan pemulihan ekonomi dan penguatan reformasi, Dalam jangka pendek pemulihan ekonomi, dan reformasi struktural dalam jangka panjang. Belanja APBD dan tingkat desa penting untuk mendorong kinerja perekonomian dan pendapatan masyarakat.
“Pada tahun ini, anggaran transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) mencapai hampir sepertiga dari total anggaran belanja negara di APBN. Dengan dana tersebut diharapkan dapat mendukung perputaran perekonomian di daerah dan masyarakat Pencairan dana tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk mendorong masyarakat berbelanja dan pelaku usaha serta UMKM untuk berproduksi kembali,” ujarnya.
Difi Ahmad Johansyah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, mengatakan Ejavec menjadi forum strategis dalam mendukung kemajuan ekonomi regional Jatim. Forum ini mengupas berbagai isu strategis untuk menggali rekomendasi dan solusi kreatif bagi Jatim. Diharapkan Ejavec terus berkembang dan memberikan kontribusi tercapainya Jatim sebagai smart province berbasis research.
“Kami terus memperhatikan perkembangan ekonomi global dan nasional yang diperkirakan membaik pada paro kedua 2020. Sejalan dengan kondisi ini, kinerja ekonomi Jatim diperkirakan membaik pada paro kedua 2020. Potensi geliat ekonomi Jatim juga terlihat pada defisit neraca perdagangan yang terus menyempit, peningkatan aktivitas bongkar muat di Tanjung Perak, mobilitas masyarakat ke tempat pembelanjaan yang terus meningkat dan indikator positif lainnya,” ujarnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menambahkan Pemprov Jatim telah menyusun langkah-langkah strategi dalam mendukung pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Pemprov Jatim terus melakukan kebijakan untuk mendorong sektor konsumsi kembali bergairah. Berbagai stimulus pendorong telah diberikan, mulai dari program lumbung pangan, jasa logistik, jasa telekomunikasi, elektronik, makanan dan minuman, kimia, farmasi dan alat kesehatan sampai produk tekstil.
“Program tersebut, diharapkan mampu mensubtitusi sektor lain yang terdampak seperti sektor pariwisata, hotel dan restoran,” ujarnya.
Penulis: Natalia Trijaji