Khairiah Lubis Jadi Ketua Umum FJPI, Dorong Jurnalis Perempuan Lebih Maju
Surabaya, Kabarindo- Khairiah Lubis, jurnalis perempuan dari DAAI TV yang berasal dari Sumatera Utara mendorong para jurnalis perempuan untuk lebih maju
“Saya mendorong teman-teman jurnalis perempuan untuk meningkatkan kapasitas, menguatkan advokasi dan perlindungan bagi jurnalis perempuan. Cita-cita ini harus dilanjutkan, karena jurnalis perempuan memerlukan wadah yang dapat menjadi naungan untuk saling mendukung," ujarnya dalam Kongres Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) yang digelar secara virtual pada Sabtu (15/2/2025).
Ketua Panitia Kongres, Tri Ambarwati, yang merupakan Ketua FJPI Jawa Timur dan Producer MNC TV Jawa Timur, mengatakan Kongres FJPI 2025 diikuti para anggota di seluruh cabang FJPI di Indonesia.
Kongres melakukan pemilihan Ketua Umum FJPI yang baru, juga membahas beberapa peraturan organisasi baru, perumusan SOP baru serta menganalisa kebutuhan anggota FJPI, sehingga dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.
Khairiah terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum FJPI periode 2025-2028. Ia menyatakan kesediaannya untuk memimpin FJPI dengan tujuan melanjutkan program-program baik yang telah dirintis oleh pendahulunya, Uni Lubis, Pemimpin Redaksi IDN Times, yang menjabat sebagai Ketua Umum FJPI selama periode 2018-2021 dan 2021-2024.
Terpilihnya Khairiah sebagai Ketua Umum FJPI dikukuhkan oleh majelis pimpinan sidang Kongres yang dipimpin oleh Ranggini, bersama anggota majelis Saniah dari FJPI Aceh dan Kornelia Mudumi dari FJPI Papua, berdasarkan musyawarah dalam sidang.
Khairiah memiliki latar belakang pendidikan dengan gelar Master dari Magister Ilmu Komunikasi FISIP USU. Ia juga menjabat sebagai Executive Producer di DAAI TV Medan, Sekretaris Ikatan Alumni Ilmu Komunikasi FISIP USU dan dosen Ilmu Komunikasi di salah satu universitas di Medan. Selain itu, ia telah menulis beberapa buku biografi.
Khairiah menyoroti tantangan yang dihadapi jurnalis perempuan, termasuk kekerasan seksual. “Dengan adanya FJPI, kita memiliki wadah untuk berlindung dan belajar mengadvokasi diri, serta berperan dalam mengawal korban melalui pemberitaan agar mereka mendapatkan keadilan,” ujarnya.
Sebelumnya, Uni Lubis menekankan pentingnya menjaga prinsip-prinsip FJPI di antaranya integritas.
“Kita berorganisasi bukan untuk mencari keuntungan, tetapi untuk meningkatkan kompetensi, apalagi sekarang zaman sudah membawa kita ke era AI. Kita harus banyak belajar dan terus belajar. FJPI harus berdaya di era ini, tanpa terjebak dalam hoaks,” tegasnya.
Menurut Uni, FJPI di 17 provinsi sudah menjadi mitra lembaga-lembaga internasional dalam peningkatan kapasitas jurnalis perempuan. Ia berharap, prestasi ini dapat terus ditingkatkan, sehingga FJPI semakin berkembang dan memberikan banyak manfaat bagi anggotanya.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, yang membuka Kongres FJPI 2025, memberikan apresiasi terhadap peran jurnalis perempuan di Indonesia. Ia mengatakan, jurnalis perempuan memiliki peran penting dalam menjaga kebebasan pers dan demokrasi, meskipun dihadapkan pada tantangan besar seperti misinformasi dan disinformasi.
Ia berharap, FJPI dapat terus menjadi mitra pemerintah dalam menyebarkan informasi yang valid dan menangkal hoaks. “Saya berharap FJPI dapat membantu masyarakat dalam menyaring berita-berita yang benar dan baik," ujarnya.
Meutya juga mengapresiasi partisipasi FJPI dalam menyusun pedoman pemberitaan ramah anak dan perempuan bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dan Dewan Pers. Ia menyoroti pentingnya perhatian terhadap isu-isu yang berkaitan dengan perempuan dan anak, terutama di era digital yang semakin kompleks.
Foto: istimewa