Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Hiburan > ITS Siap Kembangkan Bisnis Mahasiswa; Melalui ITS Youth Technopreneur

ITS Siap Kembangkan Bisnis Mahasiswa; Melalui ITS Youth Technopreneur

Hiburan | Rabu, 19 Juni 2019 | 17:57 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
ITS Siap Kembangkan Bisnis Mahasiswa; Melalui ITS Youth Technopreneur

ITS Siap Kembangkan Bisnis Mahasiswa; Melalui ITS Youth Technopreneur

Bertujuan menelurkan wirausaha muda baru dari Kampus ITS, khususnya di bidang teknologi

Surabaya, Kabarindo- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sebagai kampus yang berwawasan teknologi siap menghadirkan sumber daya wirausaha di bidang teknologi melalui program ITS Youth Technopreneur (IYT) 2019.

Kasubdit PK2M Direktorat Kemahasiswaan ITS, Arief Abdurrakhman ST MT, menjelaskan IYT 2019 adalah program yang dirancang oleh Subdirektorat Pengembangan Karir dan Kewirausahaan Mahasiswa (PK2M) Direktorat Kemahasiswaan ITS. Program ini bekerja sama dengan pengurus Ikatan Alumni (IKA) ITS PW Jawa Timur serta Satu Atap Coworking Space untuk menelurkan wirausaha muda baru dari Kampus ITS Surabaya, khususnya di bidang teknologi.

IYT merupakan program lama ITS yang di-redesign dan di-rename, karena hadirnya konsep baru. Program ini dirancang untuk mencari bibit-bibit wirausaha berbasis teknologi yang akan didampingi dan diberikan pendanaan untuk mewujudkan produk teknologi inovatif yang berguna di masyarakat. IYT saat ini sudah memasuki edisi kedua pelaksanaan setelah sukses dilaksanakan pada 2018.

“Dulu namanya Program Wirausaha Mahasiswa (PMW) ITS yang berjalan sejak 2009 hingga 2018, kemudian digantikan oleh IYT 2018,” ujar dosen Departemen Teknik Instrumentasi ITS kelahiran 12 Juli 1987 ini.

Perbedaan dengan PMW, menurut Arief, lebih pada sisi pengusulan, pendampingan hingga monitoring dan evaluasi. Saat PMW dulu, belum ada pendampingan yang komprehensif, termasuk belum banyak melibatkan praktisi dalam hal menilai inovasi bisnis mahasiswa.

“Saat ini kita libatkan praktisi bisnis yang mayoritas dari alumni, 50% bekerja sama dengan IKA ITS dan akademisi, 50% untuk menilai inovasi bisnis mahasiswa,” paparnya.

Rangkaian program IYT 2019 diawali dengan pengumpulan proposal ide bisnis mahasiswa. Selanjutnya akan diseleksi oleh panitia IYT 2019 untuk kemudian masuk ke rangkaian workshop. Peserta akan mengikuti empat rangkaian workshop yang dilaksanakan empat bulan dengan diisi materi mengenai pengembangan bisnis. Kemudian ada seleksi proposal tahap dua yang dinilai antar peserta melalui metode Peer Selection menggunakan website yang sudah disediakan oleh Satu Atap Coworking Space. Setelah itu akan diumumkan tim yang mendapatkan pendanaan untuk mengembangkan ide bisnisnya.

Pada IYT 2019 nanti akan dihasilkan 10 tim junior yang berasal dari mahasiswa semester 1-4 dan 10 tim senior yang berasal dari mahasiswa semester 5-8 untuk diberikan hibah dana oleh ITS. Besarnya Rp.10 juta per tim junior dan Rp.20 juta per tim senior.

“Kami juga masih mengupayakan pemberian dana untuk sekitar 10 tim alumni yang akan didanai oleh IKA ITS, namun ini masih dalam tahap sosialisasi,” ujar Arief.

Hal yang menarik dari hasil inovasi program IYT adalah dilaksanakannya bursa modal di samping bursa kerja yang sudah setiap tahun diadakan ITS. Bursa modal ini, kata Arief, adalah puncak acara dari sekian banyak insentif modal yang diberikan oleh ITS atau pihak lain untuk program bisnis mahasiswa.

Di bursa modal ini akan dihadirkan investor berskala nasional dan internasional untuk melihat dan mendengarkan paparan produk hasil mahasiswa ITS yang terpilih oleh IYT ataupun hasil dari mata kuliah tecnopreneurship. Diharapkan nanti banyak mahasiswa yang mendapatkan modal langsung dari investor besar untuk mengembangkan produknya hingga dapat terjual di masyarakat.

Arief berharap, program IYT 2019 dapat meningkatkan motivasi mahasiswa untuk berinovasi dalam mengembangkan bisnis berbasis teknologi. Mahasiswa harus mampu mengukur potensi diri sejak dini jika ingin menjadi wirausaha atau sebagai pegawai perusahaan.

“Job seeker dan job creator sama-sama penting, namun jangan jadikan wirausaha sebagai last option, karena butuh proses panjang untuk membangun sebuah usaha,” ujarnya.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER