Investasi Pendorong Utama Pembentukan Lapangan Kerja dan Peningkatan Produktivitas Regional
Surabaya, Kabarindo- Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Ibrahim, mengatakan investasi menjadi pendorong utama pembentukan lapangan kerja dan peningkatan produktivitas regional.
“Jawa Timur memiliki daya saing tinggi dengan dukungan infrastruktur dan pasar yang besar, Namun masih terdapat ruang peningkatan pada pasar tenaga kerja, adopsi TIK dan sistem keuangan. Penguatan aspek-aspek tersebut menjadi kunci dalam mendorong akselerasi investasi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Hal itu disampaikan dalam High Level Meeting (HLM) Forum Investasi Jawa Timur 2025 yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur pada Selasa (15/7/2025) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Forum tersebut mempertegas peran Jatim sebagai pusat gravitasi pertumbuhan ekonomi nasional, dengan investasi sebagai penggerak utama transformasi struktural dan penciptaan kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan tersebut mengusung tema “Akselerasi Peningkatan Investasi untuk Menciptakan Lapangan Kerja” yang dihadiri oleh lebih dari 180 peserta, terdiri dari jajaran pimpinan daerah kabupaten/kota dari seluruh Jawa Timur, termasuk 20 bupati/walikota, 4 wakil bupati, 3 Sekretaris Daerah (Sekda), kepala DPMPTSP dan Bapeda dari 38 kabupaten/kota, serta seluruh anggota forum investasi dan undangan.
HLM dimulai dengan penandatanganan komitmen antara DPMPTSP provinsi dan kabupaten/kota se-Jawa Timur sebagai simbol penguatan sinergi pelayanan investasi dan peningkatan realisasi penanaman modal secara inklusif.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, menyampaikan capaian strategis forum tersebut termasuk terbentuknya 46 proyek Investment Project Ready to Offer (IPRO) senilai Rp.57,5 triliun serta 12 Letter of Intent (LoI) dari investor asing selama pelaksanaan East Java Investment Forum (EJIF) 2024.
Pada forum ini, tiga kepala daerah menyampaikan kondisi percepatan investasi di wilayah mereka. Bupati Lamongan menjelaskan kesiapan lahan 6.000 ha untuk sektor industri maritim dan pariwisata serta kebutuhan akan infrastruktur penunjang akses. Bupati Ngawi memaparkan keunggulan logistik, lahan luas dan upah kompetitif, serta menyoroti perlunya harmonisasi regulasi lintas instansi. Sementara Bupati Nganjuk menekankan efisiensi biaya investasi dan pentingnya perbaikan akses jalan provinsi untuk mendukung kawasan industri di wilayah Nganjuk.
Menekankan aspek keamanan dan kenyamanan investasi, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menekankan pentingnya peningkatan investasi PMA dan PMDN, khususnya pada Proyek Strategis Nasional seperti tebu dan sapi perah yang dinilai siap secara ekosistem dan mendukung ketahanan pangan nasional.
“Saya mendorong pendekatan proaktif dalam menjaring peluang investasi baru, percepatan infrastruktur, efisiensi logistik, serta konsistensi atas komitmen bersama sebagai landasan pertumbuhan berkelanjutan,” ujarnya.
Foto: istimewa