KABARINDO, TANGERANG - Mengawali kegiatan dan hari kerja pertama pasca libur Hari Raya Idul fitri 1443 Hijriah, Yayasan Cakra Inti Indonesia dan Universitas Tangerang Raya mengadakan Halal Bihalal yang dilaksanakan secara daring melalui webinar zoom meeting, pada Sabtu (14/5/2022).
Acara tersebut diselenggarakan bersama rekan-rekan mahasiswa program sarjana dan program pascasarjana yang dihadiri oleh pimpinan, pejabat dan civitas akademika dilingkungan Universitas Tangerang Raya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. Ir. H. M. Budi Djatmiko, M.Si., MEI (Ketua/Pimpinan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia), hadir memberikan apresiasi dan sambutanya sebagai keynote speaker mengenai kegiatan Halal bihalal yang merupakan tradisi yang biasa dilakukan umat Islam di Indonesia terutama saat hari raya Idul Fitri.
Halal bihalal dilakukan untuk menyambung serta mempererat tali silaturahmi dan saling memaafkan. Meskipun begitu, makna tali silahturahmi sangatlah luas, tidak hanya hubungan antar saudara yang memiliki hubungan pertalian darah saja, tetapi setiap muslim di dunia ini juga merupakan saudara, seperti apa yang dijelaskan di dalam Al-quran surah Al-Hujurat ayat 10 yang artinya adalah sesungguhnya orang – orang mukmin itu adalah saudara.
“Karena itu, kita harus menjaga tali persaudaraan antar sesama umat muslim ini. silaturahim adalah salah satu sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW karena di dalamnya banyak sekali terkandung berbagai macam hikmah dan keutamaan silaturahim itu sendiri,” ujar Prof. H.M Budi Djatmiko.
Selanjutnya Mubarok, ketua Yayasan Cakra Inti Indonesia oleh bapak Mubarok, dalam sambutannya mengawali dengan menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh mahasiswa dan peserta kegiatan,
Dalam kesempatan tersebut, Mubarok juga nesia menyampaikan bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, melalui peran Pendidikan tinggi dengan tujuan memberikan akses dan pelayanan pendidikan serta memberikan kesempatan belajar di perguruan tinggi, bagi peserta didik yang memiliki kualitas potensi akademik yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikanya. Memberikan kontribusi dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara.
“Saat ini, Cakra Inti Indonesia memiliki peran dalam hal penempatan mahasiswa berprestasi untuk mengikuti jenjang Pendidikan tinggi yang berasal dari Institusi Mabes TNI, Mabes Polri, Pemerintah Daerah, Dinas Pendidikan, Dinas Pehubungan dan Institusi terkait,” Jelasnya.
Saat ini katanya lagi, pihaknya telah memfasilitasi sebanyak 1207 putra/putri terbaik bangsa, mengikuti proses pendidikan tinggi dibeberapa kampus di Indonesia, menjalin kolaborasi dan kerjasama untuk mengembangkan pendidikan yang berkualitas dengan mengedepankan mutu Pendidikan, sistem pelayanan akademik yang baik dan rasa kepedulian sosial yang tinggi untuk meningkatkan kualitas prestasi dan melahirkan lulusan terbaik, mandiri, produktif dan kompeten dibidangnya.
Pada Kesempatan yang sama, Rektor Universitas Tangerang Raya yaitu Bapak Ir. H. M. Mardiyana, M.M, Ph.D, dalam sambutan menambahkan untuk saling memaafkan dan silahturrahim merupakan bagian dari Risalah Islam dan tidak terbatas saat Idul Fitri.
“Dan usai perayaan hari raya Idul Fitri, biasanya kita mengadakan halal bihalal. Halal bihalal ini merupakan kegiatan silaturahmi dan saling bermaafan. Halal bihalal ini sebenarnya merupakan salah satu tradisi yang berkembang di Indonesia tak hanya di lingkungan masyarakat, Maaf memaafkan menjadi salah satu tradisi saat Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran di Tanah Air,” terangnya.
Ia melanjutkan, masih ada yang menganggapnya sekadar formalitas. Ada yang memperlihatkan diri seolah sudah saling memaafkan, namun dalam hati tetap saja masih menyimpan amarah atau hanya mengikuti tradisi Jika tidak bisa dilepaskan, diikhlaskan, rasa itu lambat laun berpengaruh pada keseharian seseorang.
Memendam amarah bisa menjadi energi negatif yang bahkan bisa sampai mengganggu kesehatan. Karenanya, pemahaman tentang esensi memaafkan menjadi hal penting. Itu justru bisa membantu seseorang untuk mampu memaafkan, merelakan, mengikhlaskan sesuatu yang melukai atau tidak berkenan untuk dirinya akibat perilaku orang lain. Dengan kata lain, silaturahim ini menuntut upaya maaf-memaafkan.
Pakar Tafsir Al-Qur’an Muhammad Quraish Shihab dalam Membumikan Al-Qur’an (1999) memberikan penjelasan terkait dengan sikap yang perlu dilakukan manusia dalam menghadapi seseorang yang melakukan kesalahan.
Acara dilanjutkan keynote speaker yang disampaikan oleh Dr. H. Suwendi, M.Ag. Dari Diktis Ditjen Pendis Kementerian Agama Republik Indonesia. Memberikan pemaparan terkait moderasi beragama bagi para mahasiswa, untuk menjunjung tinggi dan menghormati perbedaan pada hakikatnya menciptakan kesadaran kolektif semua komponen bangsa untuk mengharmoniskan relasi keagamaan dan kebangsaan dalam konstruk positif.
Pemahaman keagamaan tidak ditempatkan untuk memperhadapkan dengan ideologi dan entitas keindonesiaan. Moderasi beragama justru memperkuat ideologi Pancasila dan aturan hukum turunannya sebagai perekat kebangsaan yang mampu meneguhkan spirit kebersamaan di tengah fakta pluralitas keindonesiaan, baik aspek agama, suku, ras, budaya, bahasa, teritori, maupun lainnya, yang sekaligus menjadi landasan norma sosial.
Moderasi Beragama adalah cara pandang kita tentang bagaimana Beragama yang baik sesuai dengan AL Qur’an dan Hadits, yang tidak dilakukan dengan sikap yang ekstrim. Moderasi beragama adalah proses pemahaman untuk mengetahui dan bersikap komitmen kebangsaan yang penuh perjuangan dan pengorbanan.
Moderasi beragama adalah bagaimana kita bersikap toleran dengan kemajemukan yang ada, tanpa mencampuradukkan Aqidah, berada pada posisi hubungan kemanusiaan, saling menghormati, saling menghargai dan tenggang rasa. Moderasi beragama adalah bagaimana kita bersikap anti terhadap kekerasan, tindakan terorisme, separatisme yang sangat merugikan diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, semua agama melarang tindakan kekerasan.
Moderasi beragama adalah sikap adil yang harus kita lakukan, bermusyawarah, bijaksana dalam mebuat setiap keputusan, selalu bersumber pada kebenaran. Pentingnya nilai – nilai moderasi beragama di insersi di dalam mata kuliah, mata pelajaran dan kebijakan. Pentingnya Moderasi Beragama dalam kegiatan pengabdia kepada masyarakat, penelitian dan publikasi.
Pada kesempatan ini juga diisi dengan siraman Rohani yang disampaikan oleh Nanang Qosim Yusuf (NAQOY). Pria yang dulunya marbot ini menjadi trainer terkemuka bukan hanya di Indonesia namun juga di dunia.
Ia pernah sebagai Penulis buku laris The7Awareness, The Heart of 7Awareness, Awareness of Ramadhan, 21 days to be transhuman, Jejak-jejak makna Basrizal koto (Entrepreneur), One Minute Awareness, Madrasah Cinta, Coaching With Naqoy, Unconditonal Happines (Ketiga buku terakhirnya sedang ditulis).Bukunya tersebar bukan hanya di indonesia namun sampai ke Amerika, Belanda, Hongkong dan Dubai. Pemecah rekor MURI bulan September 2009 selama 2 hari tanggal 26-27 bersama BSI dengan ketagori training dan pembicara dengan peserta terbanyak 18.000 orang di Istora Senayan (Lihat videonya di Youtube).
Jaya Suprana mengatakan bahwa selama Dunia belum ada yang komplain, maka inilah rekor tingkat DUNIA. Sebuah kebanggan Indonesia dalam dunia intelektual dan mental positif. Buku ini, adalah Masterpiece dari training spektakuler The7Awareness. Training yang pernah berhasil memecahkan Rekor MURI 18.000 orang di Istora Senayan Jakarta pada tanggal 26-27 September 2009.
Ketika itu Nanang Qosim Yusuf tepat berusia 29 tahun. Training the7Awareness juga menjadi Official Character Building acara bergengsi “World Muslimah Beauty 2012”. Training The7Awareness bahkan dipercaya oleh BUMN terbesar di Indonesia PERTAMINA dalam program Transformasi Leadership yang disiarkan di radio Smart FM dengan nama “The7Awareness Leadership Sharing With Pertamina”. Buku yang pernah menjadi best-seller sejak tahun 2006 tersebut kini ditulis kembali oleh Nanang Qosim Yusuf dalam versi terbaru. Buku ini akan meningkatkan kualitas jati diri Anda menjadi di atas rata-rata, denga 7 tangga kesadaran yaitu: Awareness of Thingking. Bagaimana membuka gembok-gembok dalam pikiran yang selama ini sudah Anda yakini benar namun ternyata salah. Awareness of Silence. Bagaimana agar mampu menjadi pribadi yang proaktif bukan reaktif serta memiliki kebiasaan baru, yaitu 1 jam silence. Awareness of Success.
Bagaimana agar mampu menemukan sukses sejati dan terhindar dari gejala “Sindrom Toxic Success”. Awareness of Soul. Bagaimana memiliki jiwa yang kuat dan bahagia. Awareness of Wisdom. Bagaimana memiliki kearifan jiwa, yang memiliki komunikasi asertif bukan agresif atau permisif. Awareness of Vision. Mewujudkan visi besar yang selama ini Anda inginkan dengan 3H (Head, Heart, Hand). Awareness of Surrender. Inilah tangga tertinggi, bagaimana memiliki keikhlasan dalam bekerja, beribadah, berkeluarga.
Mengapa 7? Itulah pertanyaan yang sering diajukan pada Naqoy, trainer yang dijuluki Sang Penutur Kesadaran. Ternyata angka 7 dia temukan sewaktu sedang membaca Al-Quran yang berbunyi "Allah menciptakan 7 lapis langit....". Saat itu, Naqoy seolah dibuka mata pikiran dan hatinya dan melihat bahwa 7 adalah angka spiritual.
Dari angka 7 juga dia teringat istilah cakra, ada 7 cakra dan 7 jiwa (nafs). Angka itu akhirnya menjadi titik balik untuk training-training Naqoy. Angka 7 ini menjadi sebuah pintu yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya dan itu menjadi tahapan kesadaran setiap insan untuk menjadi manusia di atas rata-rata.
Dengan melatih dan menanamkan setiap kesadaran itu kita akan lebih mampu menerima diri dan menjalani hidup dengan penuh suka cita, membuat hidup lebih bermakna bagi diri sendiri maupun sesama. Ketujuh tapahan kesadaran itu adalah: THINKING, SILENCE, SUCCESS, SOUL, WISDOM, VISION, SURRENDER.
Sikap pasrah dan ikhlas adalah titik puncak yang mendekatkan kita kepada Sang Pencipta, Allah. Dengan sangat menarik, Penulis menyisipkan cerita-cerita bijak dalam setiap tahapan sehingga memudahkan untuk menangkap dan memahami konsep yang disodorkan. Tidak hanya dibuat tersenyum dan merefleksikan hidup sendiri, tetapi juga akan mendapat wawasan yang berguna untuk menyikapi setiap permasalahan hidup dan semua itu akan semakin mendewasakan diri, bisa menerima diri kita apa adanya, seperti yang dituturkan oleh Krisdayanti, seorang diva di dunia musik tanah air.
"Bukunya saja membuat saya begitu tertuntun dan terarah agar bisa menjadi manusia di atas rata-rata, terlebih setelah saya mengikuti training The 7 Awareness, saya menjadi pribadi yang ikhlas dan melihat hidup ini adalah keindahan dan peluang kita berkarya lebih untuk sesama kita, terima kasih Guru Naqoy, karena telah menyadarkan banyak hal tentang saya," ucapnya.
Kita selalu mendengar cerita-cerita besar seperti ini. Orang-orang istimewa yang berasal dari bawah, yang tumbuh menjadi manusia raksasa. Di satu titik dalam hidup mereka, terjadi sebuah keajaiban dari Tuhan, dan sebuah kekuatan besar membuat mereka berubah menjadi manusia-manusia terunggul di dunia.
Mereka menjadi para pemimpin besar, orang-orang paling kaya-raya, juga para inspirator yang membawa pencerahan pada banyak orang. Kesuksesan dan kebahagiaan adalah dambaan setiap manusia. Namun, tak semua orang bisa meraihnya. Lalu, siapakah yang sejatinya bisa menggapainya? Mereka yang memiliki awareness – kesadaran. Merekalah manusia di atas rata-rata. Mereka yang telah melewati proses dari baik (good) menjadi mulia (great).
Buku ini mengambil petunjuk-petunjuk tak hanya dari Al-Quran dan hadis, tetapi juga dari berbagai tokoh dunia yang telah membuktikan dirinya sebagai manusia di atas rata-rata.
Nanang Qosim Yusuf, Sang Penutur Kesadaran Indonesia, akan membimbing Anda meniti tujuh tingkat kesadaran menuju kebahagiaan hakiki. Dilengkapi dengan berbagai tes, Anda diajak untuk lebih mengenal dan mengetahui kondisi diri sat ini.
Anda juga dapat belajar dan mengambil hikmah dari kisah-kisah inspirasi yang ada di dalamnya. Maka, bersiap-siaplah. Segera temukan impian Anda karena buku ini akan membuka pola pikir Anda. Anda akan percaya, kesuksesan dan kebahagiaan bagaikan tamu yang sudah lama menunggu di depan pintu. Saatnya Anda membukanya, dan berubahlah!