KABARINDO, JAKARTA - Rakyat Untuk Demokrasi dan Keadilan (Garda) akan memberikan "Krupuk Mlempem Award" kepada Bawaslusebagai simbol kinerja Bawaslu yang melempem atas berbagai kasus-kasus pelanggaran dan kecurangan Pemilu.
Krupuk Mlempem Award akan diserahkan Kamis 22 Februari 2024 pukul 12.30 WIB. Diawali dengan prosesi arak-arakan massa dimeriahkan kelompok kesenian marching bleg dari lapangan Minggiran Mantrijeron Yogyakarta menuju kantor Bawaslu DIY Jalan DI Panjaitan No. 49 Yogyakarta.
Koordinator Lapangan GARDA, Arya Yuda menilai massifnya dugaan berbagai kecurangan Pemilu 2024 mewarnai perbincangan publik sepekan terakhir. Mulai dicoblosinya kertas suara untuk paslon capres/cawapres tertentu, maraknya politik uang, penggunaan fasilitas negara oleh pejabat publik, intimidasi oknum aparat hingga penggelembungan penghitungan suara.
"Sistem rekapitulasi suara KPU Sirekap dituding bermasalah dan sengaja disetting untuk menggelembungkan paslon capres/cawapres tertentu," ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (21/2/2024).
Menurutnya, kepuasan publik terhadap pelaksanaan Pemilu kali ini sangat rendah. Suara-suara masyarakat untuk dilakukan Pemilu ulang bahkan penolakan hasil Pemilu, audit digital forensik terhadap sistem IT KPU, hingga dorongan hak angket di DPR RI pun menguat.
Kalangan gerakan mahasiswa bahkan lebih nyaring tuntutannya yakni pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi.
Berbagai preseden buruk yang terjadi dalam Pemilu dinilai publik merupakan buntut dari malpraktek kekuasaan rezim Joko Widodo sejak meletus skandal keputusan Mahkamah Konstitusi hingga KPU yang memberikan karpet merah kepada sang putra Presiden agar bisa menjadi salah satu kontestan Pemilu Presiden.
Arya menilai, Bawaslu sebagai instrumen demokrasi gagal menjalankan fungsinya secara optimal. Bawaslu tak ubahnya sekedar tukang stempel kepentingan rezim penguasa yang telah mengatur sedemikian rupa Pemilu terselenggara sesuai seleranya.