Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Hiburan > Film “Pengepungan di Bukit Duri” Gambarkan Gejolak di Indonesia pada 2027

Film “Pengepungan di Bukit Duri” Gambarkan Gejolak di Indonesia pada 2027

Hiburan | Senin, 14 April 2025 | 00:28 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Film “Pengepungan di Bukit Duri” Gambarkan Gejolak di Indonesia pada 2027

Film “Pengepungan di Bukit Duri” Gambarkan Gejolak di Indonesia pada 2027

Surabaya, Kabarindo- Final trailer “Pengepungan di Bukit Duri” telah dirilis 10 hari menjelang tayang di bioskop yang dijadwalkan pada 17 April 2025.

Final trailer film “Pengepungan di Bukit Duri” menunjukkan perubahan suasana. Musik ceria sirna. Tak ada lagi tawa. Suasana berganti mengerikan dan memilukan. Terjadi kerusuhan di mana-mana, kekerasan merajalela.

“Pengepungan di Bukit Duri” menjadi kolaborasi pertama di Asia Tenggara antara rumah produksi Indonesia, Come and See Pictures, dan perusahaan hiburan Amazon MGM Studios. Film ini juga menandai dua dekade perjalanan Joko Anwar sebagai sutradara yang selalu berani mengangkat narasi yang tidak nyaman tapi penting.

Dengan sinematografi dan produksi desain kelas dunia, “Pengepungan di Bukit Duri” menciptakan versi fiksi Indonesia di masa depan yang mencekam dan terasa nyata. Kacau, penuh ketakutan, namun tetap memancarkan harapan.

“Pengepungan di Bukit Duri” dibintangi oleh Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Raihan Khan, Farandika, Millo Taslim, Sheila Kusnadi, Shindy Huang, Kiki Narendra, Lia Lukman, Emir Mahira, Bima Azriel, Natalius Chendana dan Landung Simatupang.

Film tersebut mengambil latar Indonesia tahun 2027 yang menunjukkan situasi negara ini sedang tidak baik-baik saja. Final trailer dibuka dengan adegan-adegan yang tampaknya baik-baik saja. Siswa sekolah bercengkrama, warga bersuka cita. Namun, semua itu tampak semu. Bel sekolah menjadi alarm bahwa situasi berubah.

“Pengepungan di Bukit Duri” menggambarkan kondisi masyarakat yang porak poranda dipicu oleh diskriminasi dan kebencian rasial. Di tengah semua itu, muncul Edwin (diperankan Morgan Oey), guru pengganti di SMA DURI yang dikhususkan untuk siswa-siswi bermasalah. Situasi semakin rumit. Edwin menghadapi pertarungan untuk bertahan hidup ketika sekolah tempatnya mengajar mendadak berubah menjadi ajang pertarungan hidup dan mati.

“Pengepungan di Bukit Duri” mengikuti kisah Edwin (Morgan Oey). Sebelum kakaknya meninggal, Edwin berjanji untuk menemukan anak kakaknya yang hilang. Pencarian Edwin membawanya menjadi guru di SMA Duri, sekolah untuk anak-anak bermasalah. Ia harus berhadapan dengan murid-murid paling beringas sambil mencari keponakannya. Akhirnya Edmin berhasil menemukan anak kakaknya. Namun kerusuhan pecah di seluruh kota dan mereka terjebak di sekolah, melawan anak-anak brutal yang mengincar nyawa mereka.

Morgan Oey mengaku antusias memerankan Edwin, sosok yang berjuang untuk menemukan keponakannya dan menghadapi kondisi yang kacau balau.

“Film ini sangat menyentuh hati. Layak untuk ditonton masyarakat Indonesia sebagai pengingat agar peristiwa seperti itu tidak terulang,” ujarnya saat berbincang dengan media bersama Joko Anwar dan Omara Esteghlal di Royal Plaza pada Minggu (13/4/2025) malam.

Omara Esteghlal sependapat dengan Morgan Oey. Menurut ia, “Pengepungan di Bukit Duri” perlu ditonton oleh anak muda, terutama Gen Z yang tidak mengetahui kondisi Indonesia pada 1998.

“Orang tua cenderung menghindari membicarakannya, padahal anak-anak mereka harus tahu yang sebenarnya,” ujarnya.


RELATED POST


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER