Oleh : Lukman Hqeem | Dupoin Indonesia
Harga XAU/USD kembali mencatat momentum luar biasa di penutupan perdagangan Jumat (26/12/2025), ditutup di $4.533,210 per ounce (spot) dengan penguatan +1,20% pada hari tersebut. Ini menempatkan emas di wilayah tertinggi sepanjang sejarah dan mengokohkan tren kenaikan yang telah berlangsung sepanjang akhir 2025—setelah reli besar yang membuatnya naik lebih dari 70% dibandingkan awal tahun.
Fenomena ini bukan sekadar fluktuasi harga musiman tetapi mencerminkan pergeseran persepsi pasar atas emas sebagai aset strategis utama, terutama di tengah paduan dinamika makroekonomi dan geopolitik yang makin kompleks.
Beberapa data fundamental pekan lalu memperkuat latar belakang reli emas saat ini:
1. Ekspektasi Kebijakan Moneter The Fed
Pasar harga aset kini secara luas sudah discounting ekspektasi dua kali pemangkasan suku bunga Fed di 2026, setelah bank sentral tersebut memotong suku bunga sebesar 25 bps di Desember. Harapan terhadap suku bunga yang lebih longgar tengah tahun depan telah mengurangi imbal hasil real pada obligasi, sehingga opportunity cost memegang emas (sebagai aset non-yielding) menyempit dan menjadikan logam mulia lebih menarik.
2. Kekhawatiran Geopolitik dan Pelemahan Dolar AS
Tingkat ketegangan geopolitik global—termasuk konflik yang berlarut dan ketidakpastian hubungan perdagangan—menambah daya tarik emas sebagai safe haven. Penurunan indeks dolar AS pada pekan ini turut memperkuat daya beli emas bagi pembeli non-USD.
3. Sentimen Pasar di Akhir Tahun
Likuiditas yang relatif rendah pada pekan libur Natal dan Tahun Baru membuat pergerakan harga lebih sensitif terhadap sentimen risiko. Sebagian analis menyebut potensi volatilitas meningkat meskipun volume perdagangan menipis.
Singkatnya, gabungan ekspektasi kebijakan moneter dovish, geopolitik, dan sentimen pasar akhir tahun menciptakan bullish conviction yang kuat bagi emas, bukan hanya sebagai spekulasi harga tetapi sebagai instrumen manajemen risiko portofolio.
Melihat struktur fundamental dan dinamika pasar saat ini, pandangan strategis yang bisa dijadikan dasar tindakan di awal tahun:
✔ Emas Tetap Aset Hedging Utama
Reli emas yang masih kuat menegaskan posisi logam ini sebagai hedge terhadap ketidakpastian ekonomi–geopolitik. Di tengah kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter global, nilai emas diperkirakan tetap didukung. Portofolio institusi dan investor besar harus mempertimbangkan alokasi defensif 5–10% atau lebih tergantung toleransi risiko dan tujuan lindung nilai (hedging) jangka menengah.
✔ Fokus pada Risk Management
Untuk bank besar, dana pensiun, atau perusahaan dengan eksposur lintas mata uang, emas bukan sekadar aset komoditas; ia adalah instrumen pengelolaan risiko neraca (balance sheet risk asset). Fluktuasi pasar saham dan volatilitas obligasi jangka panjang membuat diversifikasi ke emas semakin relevan.
✔ Prospek Harga Mengarah ke Resistance Tinggi
Secara teknikal, dengan breakout di atas level psikologis kunci seperti $4.500, harga emas berpeluang terus bergerak ke atas, mencoba menembus area resistance berikutnya di kisaran $4.700–$4.800. Risiko koreksi jangka pendek tetap ada—terutama profit-taking di level tinggi—namun struktur bullish trend masih tercatat kuat.
Risiko yang Harus Diantisipasi
Meski prospek emas memasuki awal tahun terlihat konstruktif, pasar tetap tidak sepenuhnya steril dari risiko. Salah satu faktor yang patut diantisipasi adalah potensi profit-taking jangka pendek, terutama pada fase awal Januari ketika likuiditas pasar global masih relatif tipis akibat transisi tahun dan belum sepenuhnya pulihnya aktivitas institusi besar. Dalam kondisi seperti ini, pergerakan harga cenderung lebih sensitif terhadap aksi ambil untung, sehingga volatilitas dapat meningkat meski tren utama masih berada dalam fase bullish.
Di sisi lain, rilis data ekonomi Amerika Serikat pada awal tahun berpotensi menjadi katalis volatilitas berikutnya. Data inflasi (CPI) serta laporan ketenagakerjaan Januari akan menjadi tolok ukur utama bagi pasar dalam menilai arah kebijakan moneter Federal Reserve ke depan. Apabila data tersebut keluar jauh di atas atau di bawah ekspektasi konsensus, pasar bisa bereaksi secara agresif—baik melalui penguatan dolar AS maupun pergeseran tajam pada imbal hasil obligasi—yang pada gilirannya akan memengaruhi pergerakan emas dalam jangka pendek. Sejarah menunjukkan bahwa pada fase awal tahun, kejutan data kerap memicu reposisi portofolio besar-besaran oleh pelaku pasar global.
Selain itu, dinamika nilai tukar dolar AS dan arah kebijakan moneter yang bersifat tak terduga tetap menjadi variabel krusial. Perubahan persepsi pasar terhadap sikap The Fed—baik karena pernyataan pejabat bank sentral maupun perkembangan geopolitik yang memengaruhi stabilitas ekonomi global—dapat dengan cepat memodulasi sentimen terhadap aset safe haven. Dalam konteks ini, emas berada pada posisi unik: ia diuntungkan oleh ketidakpastian, namun juga rentan terhadap koreksi teknikal ketika sentimen risiko global berbalik secara tiba-tiba.
Dengan demikian, meskipun struktur tren emas masih mencerminkan kekuatan jangka menengah, fase awal tahun tetap menuntut kehati-hatian ekstra. Bukan untuk menghindari pasar, melainkan untuk memahami bahwa dalam lingkungan harga tinggi dan sentimen yang padat ekspektasi, manajemen risiko dan disiplin strategi menjadi sama pentingnya dengan keyakinan terhadap arah tren itu sendiri.
Kedepannya, terlihat bahwa reli emas di akhir 2025 bukan sekadar fenomena teknikal musiman, tetapi transformasi persepsi risiko global. Kondisi ini mencerminkan bahwa emas kini tak hanya menjadi aset refuge, tetapi juga risk allocation strategis dalam portofolio terdiversifikasi.
Untuk awal Januari 2026, emas berpotensi mempertahankan momentum bullishnya, dengan peluang lanjutan kenaikan jika data ekonomi utama tidak mengecewakan pasar dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed tetap hidup. Bagi investor institusi dan perusahaan besar, pertama-tama adalah mengelola risiko portofolio secara holistik, bukan sekadar mengejar harga tinggi. Kedua, posisi emas dapat dipandang sebagai asuransi portofolio terhadap gejolak dinamika ekonomi dunia di era yang semakin tidak pasti.
DISCLAIMER : Opini ini bukan rekomendasi investasi spesifik. Harap mempertimbangkan tujuan investasi, profil risiko, dan kondisi pasar saat ini sebelum mengambil keputusan.





