KABARINDO, LUMAJANG - Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021) sore menimbulkan efek samping luar biasa, termasuk terhadap sektor pertanian yang berada di sekitar kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) kabupaten Lumajang, Agus Setiawan, menyebut ada sekitar 200 hektare lahan pertanian di wilayahnya yang dipastikan gagal panen.
Ratusan lahan pertanian yang gagal panen di kabupaten Lumajang itu tersebar di kecamatan Pronojiwo dan Candipuro yang memiliki komoditas padi, palawija, hingga sengon.
"Ini masih catatan awal (gagal panen) di dua kecamatan. Di sana ada tanaman kebun, tanaman lereng gunung, dan aliran sungai. Semuanya terdampak," kata Agus.
Sementara itu, lahan untuk komoditas kopi masih belum terdata karena petani belum bisa naik dan memastikan apakah tanaman mereka mati atau bisa diselamatkan.
"Kopi ada di lereng tetapi karena belum bisa naik ke atas maka petani di desa Oro-Oro Ombo belum bisa memberi kabar apakah tanaman mereka masih utuh atau tidak," katanya.
Sedangkan untuk sektor peternakan, Ketua Kadin Lumajang menyebut banyak hewan ternak seperti sapi dan kambing yang mati karena tidak bisa diselamatkan dari erupsi Gunung Semeru.
"Saat evakuasi, hewan ternak tersebut banyak yang tidak sempat dibawa karena efek letusan dan lahar daru gunung Semeru datang secara mendadak," katanya.
"Memang sempat ada yang berhasil dievakuasi tetapi lebih banyak yang tidak bisa dievakuasi karena kejadian mendadak. Seperti tadi subuh, sekitar setengah pukul 04.00 WIB, aliran lahar kembali membesar sehingga tanpa bisa mengevakuasi ternak."
Sumber Berita: Antara
Foto: Antara