Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Internasional > Duka atas Keluarga yang Tewas Membeku di Perbatasan AS-Kanada

Duka atas Keluarga yang Tewas Membeku di Perbatasan AS-Kanada

Internasional | Jumat, 28 Januari 2022 | 23:12 WIB
Editor : Hauri Yan

BAGIKAN :
Duka atas Keluarga yang Tewas Membeku di Perbatasan AS-Kanada

KABARINDO, DINGUCHA – Kerabat dan tetangga keluarga India yang tewas membeku di dekat perbatasan AS-Kanada pekan lalu mengatakan sang ayah telah berulang kali gagal mendapatkan pekerjaan dengan gaji lebih baik dalam beberapa tahun terakhir, mendorong mereka untuk melakukan perjalanan yang berisiko dibantu oleh jaringan migran ilegal.

Kematian di tengah suhu di bawah nol derajat tersebut telah menyoroti tekanan ekonomi dan operasi penyelundupan manusia di Gujarat, negara bagian asal Perdana Menteri India Narendra Modi.

Jagdish Patel, 39, istrinya Vaishali dan dua anak mereka yang berusia 11 dan 3 tahun, mencoba memasuki AS secara ilegal ketika mereka terjebak dalam badai salju dan mati membeku di provinsi Manitoba Kanada pada 19 Januari lalu, kata pihak berwenang Kanada dan India dalam sebuah pernyataan.

Penduduk asli desa Dingucha di Gujarat, mereka telah meninggalkan rumah leluhur mereka bulan ini setelah mereka mengalami kerugian finansial yang parah saat mengoperasikan toko ritel kecil dan tidak dapat memenuhi kebutuhan dari pendapatan pertanian mereka.

"Pasangan itu merasa mereka kesulitan menjalankan rumah tangga mereka, dan anak-anak membutuhkan pendidikan yang lebih baik...mereka memutuskan untuk meninggalkan India karena mereka gagal menemukan pekerjaan yang baik di sini," kata Sanjay Patel, sepupu korban yang juga tinggal di Dingucha, rumah bagi lebih dari 1.200 keluarga.

Peluang Lebih Baik

Meskipun Gujarat merupakan negara industri yang sangat maju, ribuan penduduk lokalnya pergi ke Amerika Serikat dan Kanada untuk mencari peluang yang lebih baik.

Lebih dari 2.000 penduduk desa telah bermigrasi ke Amerika Serikat dalam 10 tahun terakhir, dan bekerja di pompa-pompa bensin, mal dan restoran, kata Patel yang juga anggota dewan pemerintahan desa itu.

"Orang-orang dari desa kami dan daerah sekitarnya percaya bahwa kehidupan yang sejahtera dapat menjadi kenyataan ketika kami pergi ke luar negeri," kata Patel, seraya menambahkan bahwa tiga kuil, dua gedung bank, dua sekolah, dan sebuah pusat kesehatan didanai oleh penduduk desa yang tinggal di luar negeri, sementara pemerintah “belum membangun desa kami.”  

Poster agen perjalanan dan imigrasi yang mengiklankan apa yang mereka gambarkan sebagai fasilitas visa AS, Inggris, dan Kanada yang mudah ditempel di beberapa dinding alun-alun desa, tempat penduduk setempat pada hari Jumat berkumpul untuk meratapi kehilangan.

Pria Florida Ditahan

Pihak berwenang AS mendakwa seorang pria Florida, Steve Shand, dengan perdagangan manusia setelah keluarga Jagdish Patel ditemukan tewas di Manitoba, beberapa meter di utara perbatasan dengan Minnesota.

Polisi India  juga mengatakan mereka telah menahan 13 agen perjalanan dan sedang menyelidiki kasus tersebut untuk mengungkap jaringan imigrasi ilegal yang melintasi Gujarat.

Ajay Parmar, seorang pejabat polisi India yang menyelidiki kasus itu mengatakan puluhan ribu penduduk setempat berimigrasi ke Barat karena mereka enggan melakukan pekerjaan kasar yang mereka anggap di bawah status sosial mereka.

“Masyarakat Patel secara historis memilih untuk menetap di luar negeri tetapi sekarang kami melihat peningkatan jumlah kasus di mana orang bersedia menjual tanah dan emas mereka hanya untuk menemukan cara hidup di Kanada atau Amerika,” kata Parmar.

"Semua orang menginginkan pekerjaan yang lebih baik dan itu tidak mudah tersedia di India," katanya. ***(Sumber dan foto: Reuters)


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER