KABARINDO, POLMAN - Dua lansia sepasang suami istri dari Desa Paku, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), wajah tampak berbinar bahagia.
Ya, dua lansia Kitta Junaeda dan istrinya Sappe itu dikunjungi tamu yang tak ia sangka. Dia adalah Sekretaris Daerah (Sekda) Polewali Mandar, Andi Bebas Manggazali.
"Ini puang bebas kan," ucap Harmawati, anak angkat dari Kitta Junaed saat menyambut Bebas Manggazali di kediamannya, Senin 13 Mei 2024 lalu.
Harmawati tak kuasa menahan rasa harunya, karena tiba-tiba didatangi sosok pejabat sederhana yang dikenal ramah, baik dan suka membantu sesama masyarakat.
Di momen itu pun, Harmawati menceritakan Bebas Manggazali adalah orang yang pernah membantu keluarganya saat berangkat ke tanah suci Mekkah.
Kebaikan Bebas Manggazali diungkap tidak akan pernah ia lupakan, karena sudah meluangkan waktu serta sepenuh hati menjaga Kitta Junaeda hingga kembali ke Tanah Air dengan selamat.
"Awalnya kami merasa cemas dan istrinya selalu menangis kalau tidak ada yang rawat, karena kondisinya sudah tua. Biar pakai sendal tidak bisa," ucap Harmawati.
Selain itu, pendengaran kakek sudah tidak normal lagi seperti orang kebanyakan. Kehadiran Bebas tidak hanya membantu untuk berjalan, dia bahkan merawat kakeknya, mulai dari makan, cuci pakaian hingga memenuhi kebutuhan lainnya selama di tanah suci.
Saat di Polman sendiri, saat mulai berangkat, Andi Bebas lah yang selalu berada di samping Kitta Junaeda. "Sebelumnya tidak tahu Puang Bebas adalah pejabat, tetapi yang pastinya kami tahu dia adalah orang baik dan menolong orang tua kami," bebernya .
Di kesempatan itu pula, Harmawati mengucapkan terima kasih kepada Sekda Andi Bebas. Ia mendoakan Andi Bebas Manggazali menjadi orang sukses dan dimudahkan segala urusannya.
"Semoga sehat-sehat selalu Puang, sekali lagi terima kasih sudah merawat orang tua kami," tuturnya.
Saat pamit, sang kakek Kitta Junaeda langsung memeluk erat Andi Bebas dengan mata berkaca-kaca.
Sementara Andi Bebas, menyampaikan dirinya sengaja mendatangi rumah kakek Kitta Junaeda, karena rindu sekaligus mengenang masa-masa dirinya saat bersama di tanah suci Mekkah.
Bagi Bebas, membantu dan merawat Kitta Junaeda adalah sudah menjadi kewajiban bagi dia. Apalagi kondisi Kitta Junaeda kala itu, tanpa ditemani keluarga sehingga perlu mendapatkan pendampingan serius.
"Kakek Kitta, saya sudah anggap dia sebagai orang tua saya," demikian ungkap Bebas.