KABARINDO, Atlanta - Dalam wawancaranya dengan The Associated Press hari Rabu (8/12), Dr. Rochelle Walensky, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), mengatakan bahwa hampir semua orang yang tercatat terinfeksi varian Omicron di Amerika Serikat hanya merasakan gejala sakit ringan.
Tersebar di 19 negara bagian, 43 orang di AS telah ditemukan terinfeksi varian omicron sejauh ini. Lebih dari tiga perempat dari mereka telah divaksinasi, dan sepertiganya sudah mendapatkan vaksinasi tambahan (booster).
Ia mengakui bahwa datanya sangat terbatas dan badan tersebut sedang mengerjakan analisis yang lebih rinci tentang bentuk mutan baru dari virus corona itu.
Namun demikian, dia mengatakan "penyakitnya ringan" di hampir semua kasus yang terlihat sejauh ini, dengan gejala yang dilaporkan terutama batuk, hidung tersumbat dan kelelahan. Satu orang dirawat di rumah sakit, tetapi tidak ada kematian yang dilaporkan, kata pejabat CDC ini.
“Apa yang umumnya kita ketahui adalah semakin banyak mutasi yang dimiliki suatu varian, semakin tinggi tingkat kekebalan yang Anda butuhkan. ... Kami ingin memastikan bahwa kami meningkatkan kekebalan semua orang. Dan itulah yang memotivasi keputusan untuk memperluas panduan kami,” kata Walensky, merujuk pada persetujuan booster baru-baru ini untuk semua orang dewasa.
Menurut CDC, biasanya, beberapa kasus dapat menjadi semakin parah seiring dengan berlalunya hari dan minggu, sedangkan gejala awal dari salah satu kasus pertama terdata pada 15 November, dan hingga kini keluhan yang dirasakan penderita hanya gejala ringan.
Varian omicron pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan bulan lalu dan sejak itu sudah dilaporkan terdeteksi di 57 negara, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga:
Varian Baru COVID-19 Merebak di Afrika Selatan
Mutasi Varian Baru COVID-19 Lebih Banyak dan Serang Anak...
Kasus AS pertama dilaporkan pada 1 Desember. Hingga Rabu sore, CDC telah mencatat 43 kasus di 19 negara bagian. Sebagian besar adalah orang dewasa muda. Sekitar sepertiga dari pasien tersebut telah melakukan perjalanan internasional.
Senada dengan Rochelle, pada kesempatan terpisah, kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan pada hari Rabu (8/12) menyatakan, "Ada beberapa bukti bahwa Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada Delta”.
Namun, ia menegaskan bahwa bukti ini hanyalah hasil pengamatan dini sejauh ini. Bahkan jika ternyata Omicron menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah, Tedros memperingatkan agar tidak mengendurkan kewaspadaan terhadap virus tersebut. “Kelengahan apa pun sekarang dapat menelan korban jiwa,” dia memperingatkan. *** (Sumber: AP; Foto: massgeneral)