Bulan Oktober ini, KFC Indonesia merayakan hari jadinya yang ke-46 tahun. Meski kondisi ekonomi nasional dan dunia sedang tidak baik-baik saja, perusahaan waralaba ayam goreng ini masih bisa bertahan dengan adaptasi dan inovasi bisnis yang dikembangkan.
Bicara KFC Indonesia, tidak afdol jika kita tidak mengulik sejarahnya. Karena di balik aroma khas ayam goreng KFC yang menggoda, tersimpan kisah luar biasa dari seorang pria bernama Harland David Sanders, yang dunia kenal sebagai Kolonel Sanders. Ia bukan hanya ikon waralaba makanan cepat saji, tetapi juga simbol ketekunan dan semangat pantang menyerah.
Lahir pada 9 September 1890 di Henryville, Indiana, Sanders tumbuh dalam kemiskinan dan kehilangan ayahnya sejak usia enam tahun.Masa kecil Sanders penuh perjuangan.
Ia harus memasak untuk adik-adiknya sejak usia tujuh tahun, dan sejak remaja, ia bekerja serabutan—mulai dari kondektur kereta api, tentara, hingga agen asuransi. Namun, tak satu pun pekerjaan itu memberinya stabilitas. Di usia 40-an, ia membuka sebuah pom bensin di Corbin, Kentucky, dan mulai memasak ayam goreng untuk para pelancong yang singgah.
Ayam goreng buatan Sanders menggunakan resep rahasia yang terdiri dari 11 bumbu dan rempah, dimasak dengan teknik pressure cooking agar cepat matang dan tetap renyah. Resep ini menjadi favorit lokal, dan ia pun membuka restoran kecil bernama Sanders Court & Café. Namun, bisnisnya sempat hancur ketika jalan raya dialihkan dan restorannya kehilangan pelanggan.
Tak menyerah, di usia 65 tahun—saat kebanyakan orang pensiun—Sanders memulai perjalanan baru. Ia berkeliling Amerika Serikat dengan mobil tua, menawarkan resep ayam gorengnya ke restoran-restoran. Ia ditolak lebih dari 1.000 kali sebelum akhirnya ada yang menerima tawarannya. Dari sinilah lahir konsep waralaba KFC (Kentucky Fried Chicken).
KFC berkembang pesat. Dalam waktu singkat, ratusan gerai berdiri di berbagai negara bagian. Sanders menjual hak waralaba dan tetap menjadi wajah perusahaan. Dengan jas putih dan dasi kupu-kupu, ia menjadi ikon global. Pada 1964, ia menjual KFC seharga $2 juta, namun tetap menjadi duta merek hingga akhir hayatnya
Masuk ke Indonesia.
Masuknya KFC ke Indonesia dimulai pada tahun 1979, ketika PT Fastfood Indonesia memperoleh hak waralaba eksklusif. Gerai pertama dibuka di Jakarta, dan sejak itu, KFC menjadi pelopor restoran cepat saji di Tanah Air. Strategi lokal seperti menu nasi, saus sambal, dan musik live menjadikan KFC dekat dengan budaya Indonesia.

KFC Indonesia tumbuh pesat berkat adaptasi lokal dan manajemen yang agresif. Hingga kini di usianya yang ke-46 tahun, lebih dari 700 gerai tersebar di seluruh nusantara. KFC bukan hanya tempat makan, tetapi juga ruang sosial bagi keluarga, anak muda, dan komunitas. Kehadiran KFC di mal, rest area, dan pusat kota menjadikannya bagian dari gaya hidup urban. KFC semakin dikenal dengan jargon "Jagonya Ayam"
Kesuksesan KFC di Indonesia juga didorong oleh inovasi digital. Pemesanan online, aplikasi mobile, dan promosi media sosial memperkuat daya tariknya di era digital. Kolaborasi dengan layanan antar makanan seperti GoFood dan GrabFood memperluas jangkauan pelanggan hingga ke pelosok daerah.
Di balik semua itu, semangat Kolonel Sanders tetap hidup. Ia membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk memulai sesuatu yang besar. Dari dapur kecil di Kentucky, resep ayam gorengnya kini dinikmati oleh jutaan orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Kisah Sanders adalah pelajaran tentang ketekunan, inovasi dan keberanian mengambil risiko. Ia bukan hanya pengusaha, tetapi juga inspirasi bagi siapa pun yang ingin bangkit dari keterpurukan dan membangun sesuatu yang berdampak.
Kini, setiap kali kita menggigit ayam KFC yang renyah, kita tak hanya menikmati rasa, tetapi juga warisan perjuangan seorang kolonel tua yang tak pernah menyerah pada hidup. Sebuah kisah yang layak dikenang, dan terus menginspirasi.





