KABARINDO, BEKASI - Pemuda Kota Bekasi yang bernama Imam Pesuwaryantoro mengkaji beberapa ide dan inovasi terkait pengukuran dampak sosial sebuah program korporasi melalui metodologi S-ROI (Sustainable Return of Investment) dengan Pendekatan integrasi Media Aggregator, Community Development dan Key Opinion Leader (KOL) Campaign.
Perlu diketahui, Pelaksanaan acara Social Impact World Virtual Summit 2024 diselenggarakan pada 18-19 September 2024 secara online dengan menghadirkan narasumber dan praktisi dibidang sustainability dan ESG diantara lainnya adalah Michelle Baltrusitis selaku Social Impact Manager - Fiverr, Peggy Duvette selaku Vice President of Social Impact & Culture - Oracle Netsuite, hingga Virginie Vast selaku Global Head of CSR, Social Impact and Environment - Amazon Global Procurement Organization, Amazon serta Praktisi ESG World Class lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Pada kajian yang dikembangkan oleh Imam Pesuwaryantoro terkait metodologi S-ROI yang sudah berjalan menggunakan pendekatan Integrasi Optimasi Media Aggregator, Community Development dan Key Opinion Leader (KOL) Campaign.
Contoh studi kasus, misalkan entitas korporasi mengeluarkan biaya investasi program CSR senilai Rp 125.000.000 per tahun untuk pengelolaan dan recycle sampah plastik menjadi BBM dan Souvenir Merchandise Sampah Plastik, maka sebaiknya biaya investasi yang dikeluarkan harus relevan dan sejalan terhadap outcome dampak sosial yang dihasilkan meliputi aspek ekonomi, lingkungan dan sosial (ESG).
Studi kasus Integrasi Pengukuran Dampak S-ROI yang bisa diukur melalui kegiatan pengelolaan sampah plastik menjadi BBM dan Merchandise Souvenir Sampah Plastik nantinya perlu dilihat secara hulu hingga hilir dengan menggandeng offtaker / recycle partner dalam keterlibatan sebagai Community Development serta Creative Agency dalam mensosialisasikan campaign program tersebut dengan menggandeng Key Opinion Leader dan Publikasi Media Massa untuk terciptanya PR Value dan Persepsi Publik yang baik dimata masyarakat.
" Sehingga diharapkan, investasi program CSR / ESG yang dikeluarkan oleh Korporasi sifatnya tidak hanya menghasilkan dampak pada skala kecil melainkan dapat discale-up secara mandiri dan tanpa bergantung secara terus-menerus disubsidi oleh perusahaan," Ujar Imam Pesuwaryantoro selaku Mahasiswa UT Jakarta.