KABARINDO, JAKARTA - Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono angkat bicara terkait dua kali gempa susulan berkekuatan 5,7 M di Laut Flores, Sabtu (23/7/2022).
Menurutnya, gempa yang terjadi pada kemarin siang, disebabkan adanya pergeseran sesar aktif yang berada di bawah laut.
"Episenter gempa pertama terletak pada koordinat 7,65° LS - 122,43° BT tepatnya di Laut Flores dengan kedalaman 11 km. Sementara Gempa kedua episenter terletak pada koordinat 7,57° LS - 122,45° BT juga berpusat di Laut Flores dengan kedalaman 12 km," katanya kepada MPI, Minggu (24/7/2022).
Daryono mengatakan, jarak antara gempa yang pertama dan ke dua tidak terlalu berjauhan yakni sekitar 4,2 Km.
Apalagi, pada Gempa di Laut Flores, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa tersebut merupakan, jenis gempa dangkal.
"Menariknya kedua gempa ini memiliki perbedaan mekanisme sumber. Jika gempa yang pertama memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip) tetapi gempa yang kedua memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," jelas Daryono.
Kendati demikian, ia menuturkan bahwa melihat lokasi episenternya, titik gempa terletak pasa jalur sumber gempa Sesar Naik Flores (Flores Back-Arc Thrusting), tetapi lebih ke arah utara dari sumber gempa yang sudah banyak dikenal oleh para ahli kebumian ini.
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di Pulau Kalaotoa di Kep. Selayar, Ende, Maumere, Larantuka, Lewoleba dalam skala intensitas III MMI dimana getaran dirasakan warga seakan-akan truk berlalu. Beberapa warga sembat lari berhamburan keluar rumah saking terkejut karena guncangan terjadi secara tiba-tiba," kata Daryono.
Daryono pun meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir. Menurutnya, gempa dalam eskalasi kecil biasanya, jarang akan terjadi gempa susulan besar ataupun ancaman Tsunami.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya yang relatif kecil dan belum mampu menimbulkan deformasi dasar laut yang dapat menimbulkan gangguan kolom air laut (tsunami)," tegasnya.