Jakarta, KABARINDO-Portal– Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) hari ini memaparkan hasil risetnya yang berjudul “Dampak GO-JEK terhadap Perekonomian Indonesia.”
LD FEB UI melakukan riset untuk mengetahui dampak sosial ekonomi yang diperoleh masyarakat luas dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menggunakan studi kasus GO-JEK Indonesia, salah satu dari 50 perusahaan yang mengubah dunia menurut majalah bisnis dan keuangan terkemuka Fortune di tahun 2017. GO-JEK Indonesia saat ini bermitra dengan lebih dari 900 ribu mitra pengemudi dan lebih dari 125 ribu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (mitra merchant GO-FOOD) beserta puluhan ribu penyedia jasa individu (talent partners) di seluruh Indonesia. Hasil riset ini ditujukan untuk penyusunan kebijakan berbasis data.
Riset ini dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2017 dan melibatkan lebih dari 7.500 responden di 9 wilayah (Bandung, Bali, Balikpapan, Jabodetabek, DIY Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya).
Kepala LD FEB UI, Turro S. Wongkaren PhD., menjelaskan bahwa riset mengenai perubahan-perubahan sosial ekonomi yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi penting dilaksanakan agar pengambilan kebijakan dan pendekatan program-program pemberdayaan masyarakat tepat sasaran.
Hasil riset LD FEB UI terhadap mitra pengemudi roda dua mengungkapkan bahwa GO-JEK berkontribusi Rp 8,2 triliun per tahun ke ekonomi nasional dari penghasilan mereka. GO-JEK juga mengurangi tekanan pengangguran dengan memperluas kesempatan kerja, terutama untuk mereka dengan tingkat pendidikan SMA sederajat dan perguruan tinggi/sekolah tinggi. Mitra pengemudi roda dua juga merasakan adanya peningkatan kesejahteraan yang menjadi roda penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Untuk mitra UMKM, hasil riset ini menunjukkan bahwa keberadaan layanan GO-FOOD dari GO-JEK mendukung para UMKM untuk go online, meningkatkan volume transaksi mitra UMKM, membuka akses langsung ke pasar (konsumen) serta meningkatkan aset usaha. Diperkirakan terdapat tambahan Rp 1,7 triliun per tahun yang masuk ke ekonomi nasional dari penghasilan mitra UMKM GO-FOOD.
Sedangkan bagi konsumen GO-JEK, sebagian besar responden menyatakan kehadiran aplikasi GO-JEK meningkatkan kualitas hidup mereka yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Konsumen menilai layanan aplikasi GO-JEK baik, aman dan nyaman. Hampir keseluruhan konsumen memilih untuk memesan makanan dari mitra yang berupa usaha rumahan/UMKM.
Turro lebih jauh menjelaskan, “Sebagai perusahaan teknologi terkemuka, keberadaan GO-JEK merupakan bagian dari disruptive force di Indonesia. Sebagaimana semua disruptive force, akan ada pergeseran di dalam konsumsi dan ketenagakerjaan pada masa awal, namun diperkirakan pergeseran-pergeseran tersebut tidak akan berlangsung lama sehingga manfaat netto keberadaan GO-JEK pada perekonomian akan terus meningkat di masa depan.”
Riset ini menggunakan metode kuantitatif dengan wawancara tatap muka yang menggunakan metode sampling pencuplikan acak murni (pure random sampling) atas mitra pengemudi roda dua (3.315 responden), mitra UMKM (806 responden), dan konsumen (3.465 responden) yang aktif dalam 1 bulan terakhir. Sampel mewakili populasi mitra pengemudi, mitra UMKM, dan konsumen di 9 wilayah dikutip dari rilis yang diterima redaksi via WA.