B3S Filmmaker Goes To Aceh Darussalam, Satukan Sinema Nusantara
Surabaya, Kabarindo- Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI melalui Dit. FMS mengadakan Bincang Bincang Budaya Sinema (B3S) Filmmaker Goes To Aceh Darussalam pada 22 - 25 Juli 2025.
Memasuki tahun ke-5 ini, DFI yang difasilitasi Kemenbud mengedepankan film Indonesia di negeri sendiri dengan berbagai platform tontonan. Ada Indonesiana TV yang baru saja mengumumkan 50 ide cerita hasil seleksi yang dapat diakses di IG PusbangFilm. Hal ini merupakan upaya untuk memperkenalkan beragam kebudayaan di Nusantara kepada para pelajar maupun masyarakat.
“Kami sekarang di Banda Aceh Darussalam membawa Bincang Bincang Budaya Sinema Filmmaker Goes to School ke SMAN 1, 2, 3 dan 4. Kami ingin menunjukkan asiknya berkarir di dunia perfilman pasca mereka menyelesaikan SMA,” ujar Dr. Syaifullah Agam, Direktur FMS Kemenbud di RRI Pro2 Banda Aceh Darussalam, pada Selasa (22/7), yang dilanjutkan dengan pemberian piagam penghargaan kepada Kepsta RRI Aceh, Taufan.
Para pelajar di empat sekolah tersebut akan diberikan wawasan tentang ilmu penyutradaraan oleh Jamal dari Aceh Documentary Forum bersama pengamat perfilman dan pengagas B3S, Yan Widjaya, serta produser Lafran film kepahlawanan dan pendiri HMI. Dit. FMS Kemenbud didukung Dinas Pendidikan Aceh juga akan menjelaskan tentang policy dan cara efektif mengenal Budaya Sinema.
Yan Widjaya, Ketua Umum Yayasan Demi Film Indonesia (DFI), mengatakan Aceh telah melahirkan sejumlah insan film berprestasi. Antara lain Nayato Fio Nuala (sutradara lebih dari 50 judul film), aktor dan aktris terkenal seperti Teuku Rifnu Wikana, Rengga Takengon, Teuku Rassya, Syakir Daulay, Cut Mini, Cut Rizky, Cut Meyriska, Cut Keke, Cut Tari, Cut Syifa, Cut Memey, Risty Tagor, Asha Shara, Nova Eliza, Enzy Storia dan Beby Tsabina.
“Ada pula film yang sukses tentang pahlawan Aceh, Tjoet Nja'Dien, yang diperankan Christine Hakim. Rencananya akan difilmkan juga Laksamana Keumala Hayati, Teuku Umar, Tjoet Meutia dan lainnya,” ujar Yan Widjaya.
Syaifullah menambahkan, Kemenbud melalui Dit.FMS mengapresiasi dan menekankan pentingnya mengenal budaya sinema, agar pola interaksi sosial dapat dilihat dari setiap lakon, dialek dan berbagai kebudayaan di Nusantara.
“Budaya Sinema sederhananya adalah habit atau hal-hal yang baik dari sebuah tontonan dengan skenario atau ide cerita yang inspiratif dan memberi tuntunan kepada penonton,” ujarnya.
B3S di Aceh menghadirkan dua film nasional, Lafran serta Denias, kisah anak Papua yang berupaya meraih cita-citanya. Film Lafran dan Denias akan ditayangkan bagi masyarakat pada 22 - 23 Juli di Gampong Laksana, Kota Banda Aceh, dan di Gampong Lambunot, Kabupaten Aceh Besar. Pada Jumat, 25 Juli 2025, para pelajar dan guru-guru serta keluarga besar KAHMI dan HMI Banda Aceh dan Aceh Besar akan diajak menonton film Lafran di Balai Meusaraya Aceh.
Sbelumnya kegiatan B3S berlangsung di Kota Bandung disusul di Aceh Darussalam yang akan berlanjut ke Jogja pada pekan pertama Agustus, kemudian ke Bone Sulawesi Selatan, Kediri, Manado dan terakhir ke Medan.
Foto: istimewa