Jakarta, Kabarindo- MENURUT data World Health Organization (WHO), ada dua juta orang meninggal tiap tahun akibat keracunan makanan dan minuman. Di Indonesia, sekitar 200 kasus keracunan makanan terjadi tiap tahunnya.
Minimnya pengawasan membuat korban-korban terus berjatuhan. Masih tingginya laporan kasus keracunan makanan di Indonesia di atas, menunjukkan bahan makanan berbahaya masih menjadi ancaman bagi konsumen di Indonesia.
Demi meningkatkan kesadaran anak terhadap makanan sehat yang ada di sekitarnya kolaborasi Arya Noble dan Taman Baca Inovator dan Komunitas Sahabat Kecil (KOSACIL) mengadakan kegiatan memilih makanan sehat kepada anak-anak Taman Baca Jendela Dunia di Bantar Gebang.
Corporate Affairs Director Arya Noble, Andreas Bayu Aji mengatakan, kegiatan ini bertujuan membantu program Pemerintah dalam menjaga pertumbuhan anak Indonesia melalui program edukasi makanan sehat dan higienis yang di konsumsi setiap hari.
"Program ini kita bangun berdasarkan kebutuhan anak-anak di daerah. Anak-anak ini kan banyak melakukan aktifitas di sekitar tempat pembuangan sampah, kita gak mau anak-anak ini nanti jadi terserang penyakit karna makanan yang tidak terjaga dan terjamin kehigienisannya," ujarnya kepada Okezone beberapa waktu lalu.
"Maka dari itu kita edukasi anak-anak ini untuk memilih, mengukur dan mencermati kembali makanan yang mereka makan," timpalnya.
Berdasarkan data Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) periode 2009 - 2013 diperkirakan ada 10.700 kasus KLB keracunan pangan terjadi. Selama periode itu, 411.500 orang sakit dan 2.500 orang meninggal akibat keracunan pangan.
Angka ini diperkirakan bisa bertambah (jika seluruh kasus terdeteksi). Selain itu BPOM juga mencatat di Indonesia, dalam kurun waktu 2011 dan 2015, produk makanan yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan meningkat sekira 35 persen. Seperti sejumlah zat berbahaya yang digunakan sebagai zat aditif untuk makanan dan adanya kontaminasi mikrobial.
"Isu-isu tentang makanan ini memang menjadi fokus kita untuk anak-anak yang ada dalam Taman Baca Jendela Dunia. Kita mau anak-anak di Taman Baca ini sehat semua, jangan sampai ada yang memakan makanan tidak sehat dan menyebabkan penyakit sehingga mengganggu kegiatan belajar mereka," harap Andreas.
Sejatinya, Andreas menyatakan bahwa menjadi salah satu komitmen pihaknya dalam mendidik anak-anak untuk selalu cermat dalam memilih makanan yang sehat. Kegiatan yang dilakukan bukan hanya berada di dalam Taman Baca saja.
'Tetapi kita juga ajak anak-anak keluar untuk melihat sendiri jajanan yang dimakan apakah sudah tepat kandungannya dan bagaimana ke higienisan dari makanan tersebut," pungkasnya seperti dilansir dari laman okezone.