Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Internasional > Anak-anak dan Nenek Ikut Berlatih Tempur di Ukraina

Anak-anak dan Nenek Ikut Berlatih Tempur di Ukraina

Internasional | Minggu, 6 Februari 2022 | 14:55 WIB
Editor : Hauri Yan

BAGIKAN :
Anak-anak dan Nenek Ikut Berlatih Tempur di Ukraina

KABARINDO, KYIV – Ratusan warga sipil termasuk seorang nenek dan anak-anak telah menerima pelatihan tempur di Ukraina di tengah kekhawatiran invasi Rusia yang akan segera terjadi.

Rusia telah memicu kekhawatiran bahwa mereka mungkin bersiap-siap untuk menginvasi Ukraina karena telah 100.000 tentara mereka telah dikerahkan di dekat perbatasan kedua negara itu.

Ratusan pria dan wanita meninggalkan kehidupan sipil mereka dan berlatih bersama Pasukan Pertahanan Teritorial dekat Kyiv untuk mempersiapkan diri mereka menghadapi kemungkinan konflik dengan negeri beruang merah itu.

Di antara mereka yang ambil bagian adalah nenek Rumia yang berusia 59 tahun, yang berasal dari kelompok etnis Tartar Krimea. Semenanjung Krimea dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014.

Selain sang nenek, di antara para sukarelawan warga sipil tersebut juga ada anak-anak berusia 12 tahun.

Anak-anak dan Nenek Ikut Berlatih Tempur di Ukraina(Foto: Seorang anak terlihat ikut berlatih di Ukraina -AP)

Ribuan warga sipil telah mendaftar ke program pelatihan serupa untuk mempelajari keterampilan tempur dasar, meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Oleksandrovych Zelenskyy menganggap reaksi barat terhadap konflik negaranya dengan Rusia "berlebihan."

Artikel terkait: Presiden Ukraina Kecam Kepanikan Berlebihan atas Konflik Rusia

Ketegangan AS-Rusia

Amerika Serikat telah mengerahkan 3.000 tentara ke Eropa sebagai tanggapan atas penumpukan tentara Rusia.

Downing Street (kantor perdana menteri Inggris) mengatakan minggu ini bahwa mereka memiliki "kepercayaan tinggi" Rusia berencana untuk mengarang alasan untuk meluncurkan serangan militer ke Ukraina.

Kecurigaan itu timbul setelah AS menuduh Kremlin akan melakukan plot rumit untuk membuat serangan "bendera palsu" (tipuan) oleh pasukan Ukraina yang dapat digunakan Rusia sebagai dalih untuk menyerang tetangganya itu.

Pentagon mengklaim Rusia akan merilis video propaganda yang menunjukkan ledakan yang dipentaskan, serta mayat dan aktor yang memainkan pelayat yang berduka.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada hari Jumat (4/2) menyebut klaim serangan palsu itu "omong kosong" dan AS tidak memberikan bukti untuk mendukungnya.

Artikel terkait: Putin Keluhkan Tidak Dibahasnya Tuntutan Utama Mereka

Putin menuduh Barat mengabaikan masalah keamanan Rusia dan menuntut NATO menarik pasukan dari Eropa timur dan setuju untuk tidak pernah menerima Ukraina ke dalam aliansi.

***(Sumber dan foto: Evening Standard/AP)


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER