AIMI Dorong Pemerintah & Mengedukasi Masyarakat Pentingnya ASI eksklusif
Upaya AIMI tingkatkan angka menyusui di Indonesia
Surabaya, Kabarindo- Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) berperan besar dalam mendorong pemerintah dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya ASI eksklusif. Sejak berdiri, AIMI telah memberikan berbagai layanan, seperti kelas edukasi menyusui, konseling laktasi dan kampanye penyuluhan secara langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan kesadaran publik dan menciptakan support system bagi ibu menyusui.
Dalam level kebijakan, AIMI juga telah mendorong berbagai kebijakan yang memberikan perlindungan ibu menyusui, serta menjadi bagian dari HAM yang perlu dipenuhi oleh negara seperti penyediaan ruang menyusui di tempat kerja maupun fasilitas umum.
“Perkembangan tren promosi susu formula yang tidak etis semakin mengganggu usaha kami dalam mempromosikan pemberian ASI. AIMI berkomitmen untuk terus mendukung ibu menyusui dengan memberikan edukasi dan advokasi kepada pemerintah untuk menciptakan kebijakan yang lebih mendukung ibu menyusui dan membatasi praktik pemasaran susu formula,” ujar Lianita Prawindarti, Sekjen AIMI Pusat, dalam seminar secara daring pada Senin (21/4/2025).
Seminaar digelar oleh AIMI dengan tema “Sebuah Refleksi 18 Tahun AIMI Terkait Kebijakan Perlindungan Menyusui di Indonesia” untuk memperingati 18 tahun dedikasinya dalam mendukung hak ibu menyusui di Indonesia.
Berdasarkan refleksi 18 tahun, AIMI memberikan beberapa rekomendasi untuk terus meningkatkan perlindungan ibu menyusui di Indonesia.
Peningkatan implementasi kebijakan
AIMI mendesak pemerintah untuk memperkuat implementasi kebijakan ASI eksklusif di tempat kerja maupun fasilitas umum dengan pengawasan yang lebih ketat. UU KIA yang disahkan pada 2024 lalu yang mengatur cuti melahirkan 6 bulan sejalan dengan masa pemberian ASI eksklusif, belum bisa dirasakan penuh oleh seluruh ibu, karena hanya berlaku pada ibu atau bayi yang memiliki kondisi khusus atau masalah kesehatan tertentu dengan melampirkan surat keterangan dokter.
Cuti ayah yang minim juga menjadi tantangan besar, karena peran ayah dalam mendukung ibu menyusui dan pengasuhan bayi sangat penting. Dukungan dari suami dan keluarga, terutama dalam membantu ibu menyusui, perlu diakui dan diprioritaskan dalam kebijakan perlindungan ibu dan anak.
Penyediaan fasilitas menyusui yang memadai
Pemerintah harus menyediakan fasilitas menyusui yang memadai di tempat-tempat umum serta mendorong tempat kerja dan pihak swasta untuk menyediakan fasilitas menyusui guna memberikan kenyamanan bagi ibu menyusui.
Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
Dibutuhkan peningkatan kapasitas terhadap kompetensi tenaga kesehatan maupun kader kesehatan mengenai manajemen laktasi agar dapat memberikan dukungan yang efektif dan optimal terhadap ibu menyusui.
Kampanye lebih luas
Dibutuhkan kampanye yang luas dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya ASI eksklusif dan mengurangi kesenjangan akses terhadap informasi dan dukungan menyusui. Kampanye ini mencakup penyebar-luasan informasi mengenai poin-poin terkait Pelanggaran Kode Internasional pemasaran produk pengganti ASI, sehingga masyarakat memiliki kepedulian dan perhatian lebih.
Nia Umar, Ketua Umum AIMI, mengatakan keberhasilan menyusui adalah upaya bersama yang melibatkan keluarga, tenaga kesehatan, sektor swasta dan pemerintah.
“Kami percaya melalui kerja sama ini, kita dapat mencapai Indonesia yang lebih ramah bagi ibu menyusui, di mana setiap ibu dan anak mendapatkan haknya untuk menyusui dengan optimal,” ujarnya.
Foto: ilustrasi-istimewa