Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Berita Utama > Workshop Anatomy Cadaver Dissection di iSWAM 2024, Dr. Teguh: Ini Ajang Edukasi Medis Bertaraf Internasional

Workshop Anatomy Cadaver Dissection di iSWAM 2024, Dr. Teguh: Ini Ajang Edukasi Medis Bertaraf Internasional

Berita Utama | Kamis, 5 Desember 2024 | 17:50 WIB
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Workshop Anatomy Cadaver Dissection di iSWAM 2024, Dr. Teguh: Ini Ajang Edukasi Medis Bertaraf Internasional

KABARINDO, JAKARTA - Event International Seminar and Workshop in Aesthetic Medicine (I-SWAM) kembali digelar dan memasuki tahun ke-15 dengan melibatkan sekitar 5.000 dokter dari 35 negara, 200 pembicara internasional, dan 20.000 peserta. 

Kegiatan yang berlangsung pada 6-8 Desember 2024, di ICE BSD, Tangerang, Banten  utu kali ini mengusung konsep Interkoneksi Estetika Medis.

Menurut CEO I-SWAM & World President of ISAM, Prof. Dr, dr. Teguh Tanuwidjaja, M. Biomed-AAM,  seperti di kutip dari RRI.co.id, iSWAM 2024 menjadi salah satu konferensi estetika medis terbesar di dunia yang menghadirkan lebih dari 500 gerai di pameran. I-SWAM didedikasikan untuk menghubungkan berbagai aspek kesehatan dan kualitas hidup manusia.

Workshop Anatomy Cadaver Dissection di iSWAM 2024, Dr. Teguh: Ini Ajang Edukasi Medis Bertaraf Internasional

Ia  memaparkan juga bawa  I-SWAM akan terus berkembang menjadi platform global yang tidak hanya berfokus pada estetika wajah atau tubuh. Namun merangkul konsep interkoneksi holistik dalam estetika medis, mencakup kesehatan kulit, otot, rambut, regeneratif, mata, bibir, gigi, hingga keseluruhan tubuh manusia.

“Acara tersebut mendapat dukungan penuh dari pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan RI. Kami percaya bahwa estetika medis tidak hanya soal penampilan, tetapi juga tentang kesehatan dan kesejahteraan holistik,” papar dr. Teguh.

I-SWAM sendiri mulai digelar pada 2006 dengan inisiatif 13 dokter yang menyelenggarakan seminar estetika medis pertama dalam rangkaian Continuing Education in Aesthetic Medicine. Seminar perdana kala itu dihadiri oleh 98 dokter dan didukung oleh 16 sponsor menjadi tonggak awal perjalanan yang kini dikenal sebagai 'The Biggest Aesthetic Scientific Event in Asia Pacific'.

Tidak hanya itu, I-SWAM juga telah memperluas jangkauannya secara global melalui berbagai acara seperti I-SWAM Ecuador, SEASWAM, iSWAM Dubai, dan I-SWAM Europe. 

Masih dalam rangkaian event ISWAM 2024, digelar pula ISWAM Cadaver Dissection selama 2 hari 5-6 Desember 2024 di Fakultas Kodekteran Universitas Tarumanegara Jakarta Barat bersama para dokter Estetika Anti Aging dari berbagai negara benua Asia, Eropa dan Amerika diantara dari Paraguay, Argentina Ekuador, Malaysia, Albania, USA, Brazil hiingga Vietnam.

"Ini adalah event pendidikan kedokteran berkelanjutan yaitu berupa Fresh Cadaver Anatomi Dissection dan ini adalah  yang pertama kali digelar fresh cadaver di Indonesia," papar dr. Teguh kepada Awak media, Kamis (5/12/2024).

Artinya lanjut Dr. Teguh, dokter-dokrer yang bekerja di Aesthetic Anti Aging dari berbagai macam spesialisasi berusaha belajar cari tahu secara detail apa yang asa di balik kulit manusia.

"Dan pada hari ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah pendidikan berkelanjutan kedokteran di Indonesia khususnya bidang Estetika Anti Aging yang menggunakan kualitas  cadaver yang sangat fresh, sangat sesuai dan mirip dengan susunan jaringan bawah kulit, otot, tulang seperti manusia hidup. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia khusus Menteri Kesehatan yang telah memberikan bimbingan,dukungan dan bantuannya sehingga acaranya ini terlaksana," beber Dr. Teguh lagi.

Workshop Anatomy Cadaver Dissection di iSWAM 2024, Dr. Teguh: Ini Ajang Edukasi Medis Bertaraf Internasional

Dr. Hendry Hartono, Sekjen Word ISAM yang juga Presiden ISAM Indonesia, menambahkan bahwa event ini bertujuan adalah pertama mendayagunakan tenaga medis Indonesia terutama dokter Estetika Medis agar lebih profesional.

"Belahar anatomi ini sangat penting, agar bisa memahami secara baik memasukan benang pada lapisan yang tepat. Bagi yang tidak paham dia akan ragu-ragu sehingga akan berakibat efek yang kurang baik.," ujar Dr. Hendry. 

Kenapa juga harus Fresh Cadaver, bukan Cadaver yang mumi atau Cadaver yang formalin,.lebih jauh Dr. Hendry menjelaskan jika.Cadaver Mumi dan Formalin dikarenakan jaringan sudah kisut, tidak real lagi di mana lemaknya sudah berkurang dan  kaku.

Sementara itu, pada kesempatan ini juga hadir perwakilan dari Kemenkes RI, Dr. dr. Aswan Usman, M.Kes, Direktur Fasilitas Kesehatan Masyarakat, meninjau  kegiatan ISWAM Cadaver Dissection dan mengapresiasi kegiatan tersebut.

'Saat ini Kemenkes RI sedang bertransformasi mendukung kegiatan salah satunya  membuat regulasi yang tidak mungkin selama ini menjadi mungkin seperti kegiatan kali ini. 

"Dan kami berterima kasih kepada Dr. Teguh yang bisa memastikan bahwa untuk hal-hal seperti ini bisa dilaksanakan. Pak Menteri sangat konsern membantu hal-hal yang sifatnya pendidikan serta berkelanjutan, dan salah satunya kegiatan  saat ini," pungkas Aswan Usman.  Foto: Orie Bucuo4i/Kabarindo.com


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER