Presiden Prabowo Subianto melihat barang bukti narkoba 214,84 ton dengan nilai sekitar Rp 29,36 Triliun. (FOTO/ISTIMEWA).
JAKARTA – Transaksi narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba) digagalkan warga Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan. Enam orang yang terdiri dari empat pengedar dan dua pembeli dihajar massa. Transaksi barang haram itu dilakukan di belakang RSUD Kebayoran Lama Jakarta Selatan pada Kamis (30/10/2025) dini hari sekitar pukul 01:30 WIB.
Informasi yang dihimpun, penangkapan bandar dan pembeli itu dilakukan warga karena antara bandar dan pembeli terlibat pertikaian. “Pembeli dan penjual narkoba adu mulut dan berantem,”ujar Hasan salah satu warga.
Warga pun berinisiatif menghubungi aparat TNI AD untuk menghentikan pertikaian tersebut. “Setelah aparat datang, mereka membuang narkoba di selokan belakang RSUD Kebayoran Lama,”imbuhnya. Berkat kejelian aparat, narkoba jenis Sabu itu berhasil diamankan. “Jumlahnya banyak, tas pinggang yang dibawa pelaku terlihat penuh narkoba, “lanjutnya.
Para pelaku menbuat warga geram lantaran tak mengakui tas yang berisi narkoba tersebut. Beberapa warga, lanjut dia, sempat melayangkan pukulan kenpara pelaku dan pembeli. Beruntung aparat TNI AD menghubungi Polsek Kebayoran Lama. “Keenamnya diamankan di Polsek Kebayoran Lama,”tutup Hasan.
Maraknya peredaran narkoba menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto. Kepala Negara meminta polisi untuk dekat dengan masyarakat sehingga mudah mendapatkan informasi kejahatan, salah satunya terkait pengederan narkoba. Sebab, kata dia, para kartel-kartel narkoba mempunyai modus dengan memiliki kapal selam untuk mengedarkan narkotika.
"Saya ingatkan di mana-mana tentara harus jadi tentara rakyat, polisi harus jadi polisi rakyat, sehingga rakyat nanti yang menjadi mata dan telinga,”tegas Prabowo saat menghadiri pemusnahan narkotika di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri Jakarta Selatan.
Prabowo meminta Polri untuk bekerja sama dengan TNI, Bea Cukai, dan Kejaksaan dalam mengungkap peredaran narkoba di Indonesia. Terlebih, para kartel-kartel narkoba itu tak mau kalah dan selalu mencari cara mengedarkan produknya.
“Walaupun kita bisa bayangkan bahwa kartel-kartel itu tidak akan mau kalah. Ini di mana pun seperti itu. Jadi polisi harus lebih sigap harus kompak kerja sama dengan TNI dengan, Bea Cukai, dengan kejaksaan, semua lembaga kita,” jelas Prabowo.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memaparkan ada 3,3 juta warga Indonesia terpapar narkoba. Angka ini data yang dirilis Badan Narkotika Nasional (BNN) Tahun 2024.
Listyo menyebut kejahatan narkoba merupakan extraordinary crime yang berdampak luas terhadap kesehatan masyarakat, keamanan dan ketahanan nasional, serta kualitas kehidupan bangsa.
Presiden Prabowo Subianto bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memusnahkan 2,1 ton narkoba, bagian dari 214,84 ton yang disita sepanjang Oktober 2024-Oktober 2025 di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta. Sebanyak 214,84 ton narkoba itu senilai Rp29,37 triliun.
Barang haram itu berbagai jenis, yakni 186,7 ton. ganja 9,2 ton, sabu 1,9 ton, tembakau gorila, 2,1 juta butir ekstasi, 13,1 juta butir obat keras. Juga 27,9kg ketamin, 34,5 kg kokain, 6,8 kg heroin. Ada juga 5,5 kg TAC, 18 liter etomidate, 132,9 kg hasish, 1,4 juta butir happy five, dan 39,7 kg happy water.





