KABARINDO, JAKARTA - Di usia yang sudah measuki ke-52 tahun (6 Januari 2024) Indonesia Healthcare Corporation Rumah Sakit Pusat Pertamina (IHC RSPP) http://www.rspp.co.id terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Salah satunya menyediakan layanan radioterapi kanker yang dapat diakses peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Sebab itu, IHC RSPP pun menguatkan tim dokter kanker profesional ahli dibidangnya dengan menghadirkan Tim Dokter Multidisiplin.
"Tim Kanker Multidisiplin merupakan tim yang terdiri dari berbagai profesional medis dengan keahlian khusus dalam kanker. Tujuan tim ini untuk bekerja sama memberikan perawatan yang komprehensif dan terkoordinasi serta meningkatkan hasil dan kualitas hidup pasien," papar dr. Alvin T. Harahap, Sp.PD-KHOM,
Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi & Onkologi Medik IHC RSPP, pada gelaran Buka Puasa Bersama dan Media 'Silaturahmi Sehat'di IHC RSPP, Selasa (26/3/2024).
Kemudian, lanjut dr. Alvin, manfaat Tim Kanker Multi Disiplin adalah perawatan yang lebih komprehensif dan terkoordinasi, akses ke berbagai macam keahlian, pengambilan keputusan yang lebih baik, peningkatan hasil dan kualitas hidup, pengurangan stres dan kecemasan pasien.
Untuk nggota Tim Kanker Multidisiplin dr. Alvin menjelaskan terdiri dari Ahli Onkologi Medis yaitu mengelola pengobatan kanker dengan obat-obatan, Ahli Oncologi Radiasi yaitu mengobati kanker dengan radiasi, Ahli Bedah Onkologi yaitu melakukan operasi untuk mengangkat tumor, Perawat Onkologi yaitu memberikan perawatan dan dukungan kepada pasien kanker, lalu ada Ahli Gizi yang membantu pasien kanker untuk makan dengan sehat, Psikolog yaitu Mmmembantu pasien kanker untuk mengatasi stres dan kecemasan.
"Tim Kanker Multidisiplin ini bekerja dengan bertemu secara teratur untuk membahas kasus pasien.Mengembangkan rencana perawatan yang dipersonalisasi, memantau kemajuan pasien dan membuat penyesuaian pada rencana perawatan dan memberikan dukungan dan informasi kepada pasien dan keluarga mereka," jelas dr. Alvin lagi.
Dari sudut pandang medis, ia memaparkan bahwa pasien yang sedang menjalani pengobatan terapi sistemik kanker dan memerlukan cairan infus mungkin tidak dapat berpuasa karena cairan infus mungkin diberikan pada siang hari.
"Nah, kecuali bagi yang terapinya dilakukan pada malam hari, hal tersebut mungkin masih bisa dilakukan, namun perlu diingat efek samping pengobatannya," imbuhnya.
"Efek samping terapi sistemik tidak ringan dan dapat menimbulkan masalah seperti mual dan muntah. Jadi menurut dokter lebih baik tidak berpuasa selama menjalani terapi sistemik," lanjutnya lagi.
Selanjutnya, jika pasien sedang menjalani pengobatan secara oral (minum obat), periksa apakah obat anda dapat disesuaikan dan dirotasi saat meminumnya.Misalnya diminum pagi dan sore, bisa dirubah menjadi buka puasa dan sahur.
"Perhatikan juga efek sampingnya. Jika efek sampingnya sangat serius, Saya sarankan untuk tidak berpuasa terlebih dahulu.Kenali kemampuan diri sendiri, karena itu, jika Anda merasa tidak kuat lebih baik dibatalkan atau tidak berpuasa," pungkas dr. Alvin. Foto: Ist