Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Gaya hidup > Thresia Mareta Raih "Knight of the Ordre des Arts et des Lettres" dari Kemenbud Prancis!

Thresia Mareta Raih "Knight of the Ordre des Arts et des Lettres" dari Kemenbud Prancis!

Gaya hidup | Rabu, 19 Februari 2025 | 17:29 WIB
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Thresia Mareta Raih "Knight of the Ordre des Arts et des Lettres"  dari Kemenbud Prancis!

KABARINDO, JAKARTA - Kementerian Kebudayaan Negara Prancis menganugerahkan penghargaan Knight of the Ordre des Arts et des Lettres kepada Thresia Mareta atas dedikasinya dalam melestarikan dan mengembangkan warisan budaya Indonesia serta membawa fashion Indonesia ke kancah internasional, di Museum Nasional, Selasa (18/2/2025).


Penghargaan ini diberikan dalam sebuah seremoni resmi yang hangat dan bersahabat, dihadiri oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, serta para pejabat tinggi, tokoh industri, dan undangan terhormat lainnya.

Penghargaan yang diberikan merupakan salah satu apresiasi tertinggi yang diberikan oleh pemerintah Prancis kepada individu yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam bidang seni dan budaya, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Thresia Mareta Raih

Penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi dunia terhadap upaya berkelanjutan yang telah dilakukan Thresia Mareta dalam melestarikan tradisi disertai inovasi untuk mendukung perkembangan para pelaku budaya dan mode Indonesia.


LAKON Indonesia, Titik Awal Dedikasi

Dedikasi ini dimulai saat Thresia Mareta mendirikan LAKON Indonesia pada tahun 2018. Berawal dari kepedulian, melihat semakin berkurangnya apresiasi terhadap para pengrajin beserta teknik tradisional dan warisan budaya, maka melalui LAKON Indonesia kemudian dilakukan upaya membangun ekosistem yang komprehensif untuk mendukung para perajin, desainer, dan pelaku usaha kecil agar bisa relevan dan berkembang di era industry modern. Walaupun LAKON Indonesia terhitung baru dalam industry mode nasional namun mereka terjun langsung ke lapangan untuk bekerja sama dengan para pengrajin di berbagai tingkatan sehingga mereka sangat memahami tantangan dan kesulitan yang dihadapi para artisan dan pengrajin.


“Dengan berkembangnya industri fesyen, kita harus bertanya pada diri sendiri: bagaimana kita memastikan bahwa keahlian pengrajin kita dalam membuat kerajinan tangan seperti batik, tenun, bordir, dan lainnya tidak hanya dilestarikan tetapi juga tetap relevan, mendapatkan pengakuan global, dan menciptakan peluang ekonomi bagi para pengrajin? Perjuangan ini merupakan perjalanan panjang yang membutuhkan kerja keras, kesabaran, dan dedikasi tak henti”, demikian tutur Thresia Mareta dalam sambutannya.

Thresia Mareta Raih

Bersama Dudung HERI Dono, Ni Ketut, Clavinova  Devy, Fabien Penone (Dubes Prancis), Thresia Mareta, Giring Ganesha (Wamen Kebudyaan), Irene Umar (Wamen Ekonomi Kreatif Indonesia) Adi Purnomo

Kepeduliannya terhadap industri mode tanah air juga berlanjut, dengan memenuhi perannya sebagai advisor JF3 Fashion Festival yang diprakarsai oleh Summarecon, JF3 telah menjadi salah satu platform fesyen paling konsisten di Indonesia selama 21 tahun terakhir, yang memberikan peluang bagi para kreator fesyen dan pengrajin lokal. Dengan pengalaman dan keahliannya, Thresia Mareta melakukan berbagai inovasi dan terobosan, salah satunya adalah inisiatif untuk mendirikan PINTU Incubator.


PINTU Incubator: Jembatan Kreatif Indonesia-Prancis

Melalui berbagai pengalamannya dan kesadaran bahwa upaya pelestarian budaya serupa tidak dapat dilakukan hanya oleh Lakon Indonesia saja, Thresia Mareta menggagas PINTU Incubator, program bilateral yang didirikan bersama antara LAKON Indonesia, JF3, dan Kedutaan Besar Prancis melalui IFI.


Program ini membantu para kreator muda dari kedua negara dalam membangun bisnis yang menekankan pengembangan pasar, ketahanan bisnis, dan keberlanjutan jangka panjang. Dengan menghubungkan kreator Indonesia ke ekosistem fesyen Prancis, PINTU Incubator memberikan bimbingan, wawasan industri, serta peluang global, memastikan para partisipan bisa bersaing di tingkat internasional


Hasil nyata dari program ini telah terlihat, para partisipan incubator telah berhasil menjual produk mereka ke buyer internasional dan butik-butik di berbagai benua, menggandakan pendapatan mereka serta mendapatkan berbagai kesempatan berharga, seperti mengikuti Paris Trade Show, hingga untuk pertama kalinya  bisa menempuh pendidikan di École Duperré, salah satu sekolah fesyen paling bergengsi di Paris.


Ekosistem yang terdiri dari Lakon Indonesia, JF3 Fashon Festival, dan PINTU Incubator telah berkembang menjadi ekosistem yang paling kuat di bidangnya, dengan aset dan fasilitas yang sangat komprehensif. Keberhasilan ini menandai sejarah baru dalam industri fesyen Indonesia dan melalui kerjasama dengan kedutaan Prancis menjadi menjadi satu-satunya ekosistem di Indonesia yang secara resmi terhubung dengan industri fesyen Prancis.

Thresia Mareta Raih


Peluncuran Buku Ode to Indonesian Culture

Dalam kesempatan yang sama, Thresia Mareta memperkenalkan Ode to Indonesian Culture, sebuah buku yang dikerjakan selama dua tahun. Buku ini mengangkat 15 sosok inspiratif Indonesia, diceritakan dari perspektif Lakon Indonesia.


“Harapan saya, generasi mendatang tidak hanya memahami warisan budaya mereka, tetapi juga bangga. Dunia akan selalu berubah, tetapi semoga mereka tidak pernah melupakan kekuatan dan keindahan akar budaya mereka. Semoga buku ini menjadi warisan yang hidup, sebuah penghormatan bagi kebijaksanaan dan kontribusi mereka yang membentuk narasi budaya kita hari ini, sekaligus memberikan inspirasi bagi masa depan untuk terus menghargai dan merayakan identitas kita “, ungkap Thresia Mareta.


Dengan penghargaan prestisius Knight of the Ordre des Arts et des Lettres, serta peluncuran buku Ode to Indonesian Culture, Thresia Mareta bersama LAKON Indonesia berharap dapat memberikan insipirasi bagi seluruh pihak untuk ikut aktif berperan dan bekerjasama untuk tidak hanya melestarikan warisan budaya Indonesia tetapi juga mengembangkannya supaya tetap relevan, mendapatkan pengakuan global, dan bisa menciptakan peluang ekonomi yang baik bagi para pengrajin.

Mengenai Ordre des Arts et des Lettres

Ordre des Arts et des Lettres adalah penghargaan kehormatan dari Prancis yang diberikan kepada individu yang dinilai telah memberikan kontribusi signifikan dalam memperkaya dan memberikan pengaruh global dalam dunia seni, budaya dan sastra. Penghargaan ini didirikan oleh Menteri Kebudayaan Prancis pada tanggal 2 Mei 1957.

Penghargaan yang sangat selektif ini telah diterima oleh tokoh-tokoh terkemuka dari seluruh dunia, diantaranya  pelukis Pablo Picasso, desainer Issey Miyake, artis Meryl Streep, David Bowie hingga filsuf Umberto Eco. Sedangkan penerima penghargaan dari Indonesia selain Thresia Mareta, sebelumnya adalah Nyoman Nuarta, Garin Nugroho dan Guruh Soekarno Putra. Foto: Ist


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER