Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Berita Utama > Tertahan untuk Menolong: Sebuah Kisah Pak JK di Istanbul

Tertahan untuk Menolong: Sebuah Kisah Pak JK di Istanbul

Berita Utama | Senin, 2 Juni 2025 | 11:29 WIB
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Tertahan untuk Menolong: Sebuah Kisah Pak JK di Istanbul

Oleh : Husain Abdulllah, Juru Bicara JK

Tahun 2012, di musim haji yang penuh berkah, saya berkesempatan berhaji bersama Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, H.M. Jusuf Kalla. Kami satu rombongan bersama Dubes RI untuk Rusia saat itu,  Hamid Awaluddin, dan saya yang waktu itu menjadi staf khusus Wapres dan juru bicara Pak JK. Perjalanan kami menuju Tanah Suci berawal dari Azerbaijan, transit di Istanbul, Turki.

Namun saat tiba di Istanbul, kabar yang tak kami duga datang: penerbangan haji telah ditutup. Tak ada lagi pesawat yang diizinkan mendarat di Jeddah. Seolah semua jalan telah tertutup. Wajah-wajah cemas mulai terlihat. Pak Hamid tampak gelisah, menelepon sana-sini, berusaha mencari celah.

Tapi di tengah semua kekhawatiran itu, Pak JK terlihat tetap tenang. Seolah yakin betul bahwa kalau memang sudah waktunya, tak satu pun yang bisa menghalangi panggilan suci itu. Dan memang, beliau adalah tamu undangan Raja Saudi—visa istimewa yang langka dan penuh penghormatan.

Tertahan untuk Menolong: Sebuah Kisah Pak JK di Istanbul

Saya pun percaya, kalau memang Allah sudah memanggil, maka pintu-Nya tak akan tertutup.

Usaha Pak Hamid tak sia-sia. Setelah berkoordinasi dengan pihak Saudi, sebuah kabar baik akhirnya datang: satu penerbangan Turkish Airlines dari Istanbul diizinkan masuk ke Jeddah. Kami bersyukur bukan main. Bahagia luar biasa. Kami akan tetap berhaji tahun itu.

Namun, keharuan terbesar belum datang.

Tanpa kami sadari, bukan hanya kami yang terbantu. Ratusan jamaah haji asal Turki yang sebelumnya sudah putus asa karena gagal berangkat, tiba-tiba mendapat angin segar. Mereka yang tadinya sudah pasrah, kembali bisa menggapai impian suci mereka. Di bandara, suara takbir menggema. Orang-orang menangis, bersujud, saling berpelukan dalam suka cita. Sebuah pemandangan yang membuat dada sesak oleh haru.

Ternyata, ‘tertahannya’ Pak JK di Istanbul bukanlah kebetulan. Ada hikmah besar yang tersimpan rapi di baliknya. Kehadirannya—yang mungkin oleh sebagian hanya dianggap perjalanan pribadi—justru membuka jalan bagi ratusan orang lain untuk bertamu ke rumah Allah.

Begitulah bila Allah sudah berkehendak. Terkadang, seseorang ditahan bukan karena tertolak, tapi karena ditugaskan untuk menolong.

Dan hari itu, Istanbul menjadi saksi, bahwa satu orang bisa jadi jalan bagi ratusan doa yang terkabul.


RELATED POST


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER